Roland: 9 Tahun di Bawah Pimpinan Jokowi, Masyarakat Masih Bingung Dengan Manuver Politiknya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 23 Oktober 2023 08:35 WIB
Namun sebelum berhadapan, dia siapkan dulu infra dan suprastrukturnya. Ketika dia bangun pangkalan militer di Natuna, membangun bandara di Miangas dan Anambas, membangun jalan di papua, memperbaiki seluruh pintu masuk perbatasan menjadi lebih bagus dari negeri tetangga, banyak orang mempertanyakan.
Untuk apa bangun bandara di Miangas dan Anambas, bahkan kawan politiknya menertawakan dengan sombong. Dia lupa kalau Jokowi sedang menyiapkan infrastruktur agar kalau benar terjadi perang terbuka antara China dan AS, Indonesia tidak mati jadi pelanduk di tengah-tengahnya.
Bila diperlukan, kedua bandara tersebut dapat difungsikan seperti kapal induk menjaga wilayah Indonesia di utara, dengan dukungan pesawat tempur dari basenya di Makassar, dan Miangas mengeliminir serangan dari selatan dengan dukungan pesawat tempur dari basenya di Madiun.
Daripada membeli kapal induk bekas, yang membutuhkan biaya operasional yang cukup besar, seperti kesalahan yang dilakukan Thailand dan India. Punya kapal induk tetapi tidak mampu mengoperasikan secara maksimal.
Lalu untuk apa jalan jalan di papua membelah hutan belantara, memudahkan mobilitas alutsista kita menyekat pergerakan KKB yang dapat bantuan dari berbagai negara. Ciamik bukan, makanya AS gigit jari.
Apalagi papua di pecah pecah lagi menjadi sekian provinsi, ini akan melemahkan KKB. Apakah itu sudah cukup, belum. Suara nyinyir dari negara negara seupil hidung di pasifik dirangkul dan dielus oleh Jokowi.
Mereka didatangi, diundang dalam konferensi negara kepulauan. Apa yang bisa kita lihat? Eh, dua negara yang dulu vokal menyuarakan kemerdekaan Papua Barat kini malah memuji Indonesia di PBB.
Ingat apa yang diucapkan Solomon dan Timor Leste dalam sidang PBB lalu? Kini tinggal tunggu suara Vanuatu, Fiji dan negara sebesar biji gandum lainnya. Jokowi kok dilawan.