DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Luhut B Pandjaitan: Indonesia Miliki Banyak Potensi Penyimpanan Emisi Karbon

image
Luhut B Pandjaitan ketika membuka International and Indonesia CCS Forum (IICCS Forum) 2023 di Hotel Mulia Jakarta, Senin 11 September 2023.

 

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan menyatakan Indonesia memiliki potensi dan peluang besar penyimpanan emisi karbon secara permanen melalui teknologi Carbon Capture Storage (CCS). 

"Negara-negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terus berkembang memainkan peran penting dalam jejak karbon global.”

“Ketika kawasan ini terus mengalami pertumbuhan industri dan kebutuhan energi yang signifikan, penanganan emisi menjadi prioritas," kata Luhut ketika membuka International and Indonesia CCS Forum (IICCS Forum) 2023 di Hotel Mulia Jakarta, Senin 11 September 2023.

Baca Juga: Luhut: Elon Musk akan Datang ke Jakarta September atau Oktober 2023

Forum yang juga salah satu side events dari KTT ASEAN  dan didukung Kementerin Koordinasi Maritim dan Investasi ini berlangsung 11 sampai 2 September.

Luhut memaparkan, pada awal 2023, ICCS Center mengumumkan visinya mengenai pengembangan potensi CCS di Indonesia.

Potensi penyimpanan di Indonesia saat ini, diperkirakan mencapai 400 Giga Ton, menghadirkan peluang bisnis dan investasi yang signifikan di negara ini. 

CCS berkembang pesat, menawarkan investor peluang untuk menjadi terdepan dalam industri revolusioner yang menjanjikan keuntungan finansial jangka panjang sekaligus memenuhi tanggung jawab zero emission sebagai izin berinvestasi untuk industri global.

"Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai 6,4 miliar USD dan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar USD. Indonesia siap menjadi bagian utama dari investasi teknologi ini," ujar Luhut.

Jadi, menurut Luhut, pengembangan pusat CCS di Indonesia memiliki potensi sangat besar karena wilayah ini memiliki sumber daya yang diperlukan dari lokasi penyimpanan CO2 dan lokasi industri yang berdekatan, termasuk mitra dari industri Asia Timur untuk transportasi karbon internasional. ***

 

 

Berita Terkait