Nikmatul Sugiyarto: Gagal di Proyek Food Estate, Prabowo Kampanye Makan Gratis
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 10 September 2023 14:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Ada ya pemimpin yang suka bikin program, tanpa peduli dengan realisasinya bagaimana? Oh lebih tepatnya calon pemimpin, karena sekarang dia sedang menunjukkan penampilan superheronya untuk rakyat Indonesia. Siapa sih dia? Doinya anak Gerindra, alias Prabowo Subianto.
Sebagai menteri pertahanan, Prabowo diberi mandat besar oleh presiden untuk mengolah Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk menjaga ketahanan pangan. Bukan hanya satu, tugas yang sama juga sedang dikerjakan kementerian lain di Kalimantan Tengah.
Dua yang dikerjakan menteri lain berhasil dan sudah sampai ke tahap panen. Tapi tidak dengan kebun singkong milik Prabowo. Kebun singkong menjadi kebun bisnis. Hanya penanamannya yang disupport tapi tidak dengan perawatan setelahnya.
Baca Juga: Link Streaming Nonton Drakor Terbaru Ahn Hyo Seop, A Time Called You yang Bikin Banjir Air Mata
Di awal penanaman, kawasan dijaga ketat agar pergerakannya tidak tercium oleh warga yang tidak diikutkan dalam proyek negara itu. Apa-apaan ini?
Jangankan bergotong-royong, sekedar memberikan informasi tentang kondisi tanah dan bagaimana metode penanamannya yang tepat juga tidak bisa.
Bahkan menengok pengerjaannya saja dilarang oleh aparat. Jadi di dalam lahan sedang ada operasi perang atau penanaman singkong, bung?
Sekarang sudah jelas gagalnya, lahan dibiarkan tanpa perbaikan. Cap mangkrak terang jelas terpatri di lahan seluas ratusan hektar itu. Jika dia adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab penuh, maka kebun singkong akan kembali dirombak dengan sistem dan metode penanaman baru.
Baca Juga: AS Berniat Lakukan Color Revolution atau Revolusi Warna di Indonesia, Apa Maksudnya
Apalagi masa periodeisasinya sudah limit. Bukannya fokus menyelesaikan garapannya, sang menhan sekarang fokus dengan langkahnya menuju panggung demokrasi 2024. Bukan lagi berkutat dengan kemangkrakan yang dia ciptakan, sekarang fokusnya membuat transformasi yang luar biasa hebatnya.
Saking kerennya, setiap warga dibikin terbengong dengan gagasan super mewahnya. Ya, adik si Menhan, Hashim Djojohadikusumo yang memegang kendali tentang pemenangan Prabowo menyebutkan gagasan mereka, untuk memberi makan gratis anak-anak dan ibu-ibu hamil setiap hari. Sudah dikalkulasikan jumlah mereka ada 44 juta jiwa.
Kita coba bayangkan dulu berapa pengeluaran negara dalam satu bulan. Oh tidak dalam kurun waktu sehari saja negara sudah dibuat capek, karena membeludaknya pengeluaran untuk makan.
Bagaikan pungguk merindukan bulan. Mau mengentaskan kemiskinan dan memenuhi gizi anak-anak tidak dengan cara penuh nafsu juga kali, pak.
Baca Juga: Diguncang Gempa, Ribuan Warga Donggala Sulawesi Tengah Mengungsi Akibat Trauma
Ada efisiensi dalam fase yang didapat dari progja. Jika hanya memberi makanan gratis, sama saja membiarkan rakyat bergantung. Kemandirian finansial tidak akan tercapai, dengan begitu unsur kemajuan negara tidak dapat berjalan dengan sistem akselerasi.
Membuat terobosan untuk mengembangkan SDA dan SDM yang tersedia menjadi kunci utamanya. Bersinergi dengan barisan kawula muda untuk merancang gagasan, demi memecahkan masalah utama yang dihadapi masyarakat.
Harus ada lebih dari satu opsi untuk mengerjakan semuanya. Bukan asal mau praktisnya saja, memberi makan gratis, uang dari mana?
Ya kalau pendapat negara besar dan tidak ada masalah ekonomi global, hal itu tidak menjadi masalah. Tapi kalau yang terjadi justru sebaliknya? Bukan lagi belitan utang, rungkad negara kita!
Baca Juga: Generasi 90 an Siap Bernostalgia, Film Lampir Kembali Tayang Pada Akhir Tahun 2023
Sudah yang realistis saja, negara kita besar. Untuk bergotong-royong memberantas stunting dan kemiskinan akan mudah jika melibatkan semua elemen.
Tentu harus diputar porosnya dengan langkah yang konsisten dan komitmen tinggi. Berkomitmen untuk tegak lurus melayani rakyat, tanpa mencomot hak mereka menjadi aturan utamanya.
Apa yang digagas kubu Prabowo memang menimbulkan banyak pertanyaan. Yang mereka lakukan bukan lagi tentang ketulusan mengabdikan diri untuk rakyat, tapi keinstanan dalam proses. Visinya Indonesia maju, tapi misinya melumpuhkan negara.
Mau meringankan warga memenuhi kebutuhan pangannya dengan memberlakukan BUMDes dan koperasi? Sudah sana ngaca dulu, Food Estate yang digagas kemarin saja dikeroyok bareng konglomerat-konglomerat Gerindra dan orang-orang militer, kok.
Yang begitu mau menggagas makan gratis dengan estimasi biaya yang fantastis? Perbaiki dulu kebun singkong di Kalteng pak, biar bisa menghasilkan bahan pangan yang siap diolah!
(Oleh: Nikmatul Sugiyarto, seword.com)