DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pendidik dan Pemahaman Agama, Terkait Kasus Pemaksaan Jilbab

image
Pasca Kasus Pemaksaan Penggunaan Jilbab, SMA Negeri 1 Banguntapan Penuh dengan Karangan Bunga.

ORBITINDONESIA - Saya sebenernya bingung dan lebih ke arah miris sih sebetulnya, kok ada kepala sekolah dan guru2 yang nggak bisa membedakan antara "pertanyaan yang wajar/lumrah" dan "pertanyaan yang mengintimidasi" kepada murid2nya?

"Kenapa belum memakai jilbab?"
"Kamu muslim, kenapa tidak memakai jilbab?"
"Loh kamu khan muslim, kenapa belum memakai jilbab?"

Kalimat2 di atas adalah contoh pertanyaan2 yg mengintimidasi, bukan pertanyaan yg lumrah/wajar.

Baca Juga: Joe Biden Tandatangani Dokumen Ratifikasi AS Tentang Keanggotaan NATO Untuk Swedia, Finlandia

Pertanyaan ini tidak wajar diucapkan oleh seorang guru kepada guru lain, apalagi diucapkan oleh seorang guru kepada muridnya.

Kalau pertanyaan itu diterima oleh sesama guru, maka bisa dikatakan itu pertanyaan nyinyir.

Tapi kalau diterima oleh siswi, pertanyaan itu merupakan tekanan atau intimidasi, karena hubungan guru dan murid ada relasi kuasa di sana.

Tugas pendidik selain memberikan ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia, bahasa dsb) adalah mengajarkan kedisiplinan, moralitas dan kemanusiaan yang universal, bukan memaksakan pemahaman agama.

Baca Juga: Riset Ilmiah: Orang Ternyata Memilih Teman yang Baunya Sama Seperti Mereka

Kedisiplinan, moralitas dan kemanusiaan yang universal itu tidak terkait dengan agama, misalnya:
1. Selalu tepat waktu pada setiap kegiatan sekolah.
2. Mengerjakan tugas2 dengan baik.
3. Sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
4. Welas asih kepada orang lain.
5. Membantu orang yang kesusahan.

....deesbe deesbe.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait