Pendidik dan Pemahaman Agama, Terkait Kasus Pemaksaan Jilbab
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 11 Agustus 2022 02:39 WIB
Baca Juga: Robert B Reich: Beyond Outrage, Apa yang Salah dengan Ekonomi dan Demokrasi Kita
Kalaupun berbicara tentang agama, bahkan untuk hal yg wajib sekalipun, ya pendidik boleh saja mengingatkan.
Misalnya:
"Anak2 sudah masuk waktu sholat ya." ?
"Kenapa kamu gak sholat?" ?
Pemakaian jilbab itu hal yg masih ada perbedaan pemahaman, artinya masing2 orang bisa berbeda pemahaman atas pemakaian jilbab.
Ada yg memahami bahwa dia harus pakai jilbab panjang, ada yg cukup pakai jilbab pendek, ada yg cukup pakai kerudung dan ada juga yang tidak memakai jilbab. Ini semua benar.
Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Karsa Bung Hatta untuk Bangsa, Dalam Hal Demokrasi dan Intelektualisme
Kalau anda sebagai pendidik memakai jilbab panjang, biarlah itu menjadi pemahaman anda sendiri. Bukan untuk ditanyakan kepada orang lain ataupun murid2 anda.
Lagipula, kalau jilbab merupakan kewajiban yang wajib jib jib banget harus dilakukan, kenapa nggak masuk rukun Islam? Ya nggak sih?
Masih banyak tugas sebagai pendidik yg harus dilakukan, nggak perlu kayaknya menambah diri sendiri dengan tugas menjadi ustad/ustadzah. Biarkan tugas membimbing tentang pemahaman agama dilakukan oleh orang tua atau wali murid.
???? kalau guru agama khan mengajarkan ilmu agama, masak nggak boleh?