Manuel Kaisiepo: Soeharto...
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 21 Mei 2023 13:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Hari ini 20 tahun lalu (21 Mei 1998), Soeharto mengundurkan diri (berhenti) sebagai Presiden RI setelah berkuasa selama 32 tahun. Suatu keputusan historis yang tak terbayangkan sebelumnya.
Tapi bukankah mundur pertanda kegagalan? Sebaliknya hari-hari terakhir ini kita dikejutkan oleh publikasi hasil survey IndoBarometer: Presiden Terbaik di Indonesia adalah Soeharto! Soekarno di urutan ke-2, disusul Jokowi ke-3, Susilo Bambang Yudhoyono, BJ Habibie, Gus Dur, dan terbawah Megawati. Sungguh mengherankan!
Lalu teringatlah slogan politik yang dulu pernah populer dan kini lebih populer lagi lewat lagu penyanyi yang lagi ngetop Via Vallen: "isih penak jamanku toh!" Tentang mundurnya Soeharto, sudah banyak kajian tentang peristiwa monumental itu, baik dari sisi politik maupun dari sisi ekonomi.
Baca Juga: Sabar: Saya Tidak Ada Rasa Empati dan Kasihan Sedikit pun untuk Johnny G Plate dan Nasdem
Intinya rezim Orde Baru (OB) di bawah kendali Soeharto mengalami guncangan dahsyat akibat krisis moneter 1998 yang akhirnya ikut mendelegitimasi rezim dan khususnya Soeharto.
Tetapi tetap merupakan misteri ! Bagaimana seseorang dengan karakter kuat seperti Soeharto bisa menyerah.
Ada tekanan internasional? Karena demo mahasiwa? Karena mundurnya para menteri? Atau ancaman kudeta dari dalam negeri? Sebagai jenderal "berdarah dingin" dan maestro strategi, yang mengendalikan sepenuhnya militer, jelas tidak terbayangkan ancaman semacam itu.
Apakah peristiwa pengunduran diri Soeharto ini bisa juga dipahami dari perspektif yang lain?
Baca Juga: Menikmati Panorama 8 Pantai di Taman Nasional Baluran Situbondo, Wisata Bahari Baru yang Lagi Hits
Seorang teman berkelakar: ini peristiwa "religio-mistis" yang hanya bisa dipahami lewat konsep hubungan kekuasaan dalam kultur Jawa yang dihayati dan menjadi acuan seorang Soeharto.