DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Manuel Kaisiepo: Soeharto...

image
Mantan Presiden RI ke-2, Jendral Soeharto

Lewat kajiannya ini, Ben Anderson mengungkapkan bahwa berbeda dengan konsep kekuasaan modern di Barat yang selama ini dipahami; dalam kultur Jawa kekuasaan itu bersifat kongkret, homogen, besarnya konstan, dan kekuasaan itu tidak mempertahankan keabsahan.

Dari kajian Soemarsaid Moertono dan Ben Anderson yang kemudian dikembangkan para ilmuwan lainnya, kita bisa memperoleh pemahaman bagaimana negara Indonesia di bawah Soeharto berkarakter patrimonial ala Mataram abad 15. Dan Soeharto sendiri membayangkan dirinya seorang Sultan atau Raja Jawa.

Pemusatan kekuasaan, otoritarianisme, 'state-corporatism', manipulasi konsep "manunggaling kawulo-gusti" ke dalam paham negara integralistik, adalah sebagian ciri-ciri karakter patrimonial Mataram masa lalu yang diadopsi dalam era Orde Baru.

Baca Juga: Suka Olahraga Surfing, Inilah Rekomendasi Tempat Menginap Terdekat di Pantai G Land Taman Nasional Alas Purwo

Celakanya karakter patrimonial Mataram ini mendapat "pembenaran" dari konsep-konsep ilmu sosial Barat saat itu dengan modernisasi dan pembangunan sebagai grand theory.

Usaha mewujudkan modernisasi (pembangunan) membutuhkan prasyarat stabilitas politik, seperti kata Huntington.

Dan stabilitas politik membutuhkan kepemimpinan yang kuat, bila perlu otoriter. Kritik dalam masyarakat harus dibungkam, karena itu adalah patologi sosial dalam struktur masyarakat ideal model Parsonian.

Tertib sosial dan stabilitas politik menjamin pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya membawa 'trickledown effect' bagi rakyat kebanyakan. Ideal bukan?

Baca Juga: Adian Napitupulu: PDI Perjuangan dan 7 Kemenangan Jokowi

Maka tak heran bahwa pada awal kekuasaanya, Soeharto (dengan teknokrat dan militer) merumuskan doktrin terkenal: TRILOGI PEMBANGUNAN (1.Stabilitas politik, 2. Pertumbuhan ekonomi, dan 3. Keadilan sosial atau pemerataan). Stabilitas politik di urutan teratas.

Tertib sosial dan stabilitas untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di bawah Soeharto pada fase awal terutama medio 1970-80an memang berhasil mewujudkan konsepsi lama "toto tentrem kerto raharjo, gema ripah loh jinawi."

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait