Alhamdulillah, Bayi Perempuan yang Lahir di Puing Bangunan Akibat Gempa Suriah Dirawat Pamannya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 11 Februari 2023 11:28 WIB
ORBITINDONESIA - Bayi perempuan, Aya terlahir sebatang kara karena ibu, ayah dan empat saudara kandungnya meninggal dunia karena tertimbun bangunan rumahnya saat gempa Suriah terjadi, Senin, 6 Februari 2023.
Ibu bayi perempuan tersebut meninggal sesaat setelah melahirkannya.
Bayi perempuan tak berdosa tersebut kini dirawat intensif di rumah sakit di Suriah, untuk memulihkan kondisinya yang hampur sekarat.
Baca Juga: Begini Kondisi Bayi Perempuan yang Lahir di Reruntuhan Bangunan usai Gempa Suriah, Ini Kata Dokter
Dokternya yang menangani Aya mengatakan bahwa kondisi Aya sangat mengkhawatirkan saat dibawa ke rumah sakit.
Aya mengalami lebam atau memar serta kedinginan dan sulit bernafas.
"Jika gadis itu ditinggalkan satu jam lagi, dia akan mati," kata Hani Marouf, dokter anak yang merawat Aya di rumah sakit, dikutip dari CBS News, Sabtu, 11 Februari 2023.
Baca Juga: Puluhan Orang di Dunia Rebutan Mengadopsi Bayi Perempuan yang Lahir di Puing Bangunan usai Gempa Suriah
Terlahir sebatang kara, banyak orang dsri penjuru dunia yang merasa kasihan, berebutan ingin mengadopsi bayi tersebut.
Namun, pihak rumah sakit enggan untuk melepaskan Aya kepada orang lain.
Pihak rumah sakit akan merawat Aya, hingga anggota keluarganya yang lain datang untuk menjemputnya.
"Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengadopsi dia sekarang. Sampai keluarga jauhnya kembali, saya memperlakukannya seperti salah satu dari saya sendiri," kata Dr. Attiah, yang memiliki anak perempuan yang hanya empat bulan lebih tua dari Aya.
Baca Juga: Trailer Perdana Fast X, Aksi Balas Dendam Jason Momoa Tampil Badass VS Vin Diesel
Aya disusui oleh istri Attiah, bersama putri mereka sendiri.
Beruntung, paman Aya dari garis ayahnya bernama Al-Badran datang menjenguknya.
Al-Badran akan membawa Aya begitu dia keluar dari rumah sakit.
Al-Badran dan keluarganya berhasil melarikan diri dari gedung satu lantai mereka saat gempa melanda, namun rumah mereka hancur.
Dia dan keluarganya yang berjumlah 11 orang tinggal di tenda.***