Singapura Siap Siap, Presiden Jokowi Mau Ambil Alih
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 24 Januari 2023 12:45 WIB
ORBITINDONESIA - Singapura memang jauh dari kata besar. Negara itu tidak memiliki sumber mineral bumi baik dalam bentuk emas, batu bara, apalagi minyak maupun pertambangan.
Uniknya, Singapura membuktikan diri sebagai negara maju meskipun tidak memiliki aset mineral sama sekali. Singapura hanya mengandalkan jalur transit perdagangan yang membuat mereka menjadi Negara maju.
Tapi tunggu dulu, ada andil Indonesia dibalik maju nya ekonomi Singapura! Contohnya banyaknya perusahan besar Singapura di Indonesia dan keuntungannya disimpan di bank Singapura.
Baca Juga: Bongkar Data: Betulkah Jateng Provinsi Termiskin
Belum lagi Ekspor minyak mentah Ke singapura terus kita beli dengan harga lebih mahal karena kilang minyak kita kurang.
Tak ingin seperti ini terus Presiden Jokowi pun tidak tinggal diam, tak ingin bahan mentah di nikmati asing, beliau mengambil kebijakan Hilirisasi.
Yaitu kebijakan untuk mengembangkan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi, sehingga memberikan nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan di negeri sendiri.
Namun ada masalah lain yang terungkap, Indonesia tercatat mengalami surplus hingga 30 bulan beruntun. Surplus bertubi-tubi ini tentu saja mendatangkan banyak dolar untuk Indonesia.
Baca Juga: KAESANG PANGAREP Mengutarakan Ingin Terjun ke Politik, Jokowi KAGET
Bahkan, total surplus tahun 2022, hampir mencapai US$ 50 miliar. Lantas kemana cuan tersebut? Sayangnya, tidak semua devisa hasil ekspor tersebut masuk ke dalam negeri.
Padahal, jika devisa hasil ekspor dalam bentuk dolar AS tersebut masuk ke dalam sistem keuangan Indonesia, nilai tukar rupiah seharusnya tetap kuat saat ini. Lantas kemana Uang tersebut. Uang keuntungan ekspotir tersebut disimpan di Negara lain.
Bukan di Indonesia, tepatnya di Singapura, negara yang luasnya kecil berhasil menawarkan para eksportir untuk menyimpan uang mereka di sana. Indonesia adalah pasar, pembeli dan penjual bertemu di sini.
Dalam sistem perdagangan pasti ada keuntungan, nah kemana keuntungan dari para penjual. Ternyata para penjual lebih senang menyimpan uang di singapura bukan di Indonesia. Mereka hanya berdagang di sini tapi menyimpan uang di Singapura.
Baca Juga: Sodetan Ciliwung Selesai April, Banjir di DKI Jakarta akan Berkurang Drastis
Kecenderungan eksportir menempatkan dolarnya di bank-bank Singapura ketimbang perbankan dalam negeri karena tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
Mereka menawarkan tingkat bunga hingga 3 sampai 4%. Sementara itu, tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan bank-bank di Indonesia rata-rata hanya di kisaran 1,25 sampai 1,75% saja dalam satu tahun.
Akibatnya selisih suku bunga ini yang membuat para eksportir dalam negeri tak tertarik menempatkan dolarnya di dalam negeri. Jadi sampai di sini eksportir kita membuat cadangan devisa singapura terus bertambah?
Permasalahan ini lah yang kemudian membuat Presiden Joko Widodo meminta Bank Indonesia (BI) segera membuat kebijakan yang dapat menahan dolar hasil ekspor di dalam negeri.
Baca Juga: Pembakar Al Quran di Swedia Rasmus Paludan Ternyata Seorang Politisi
Dengan demikian, artinya, setiap devisa hasil ekspor (DHE) dalam bentuk dolar harus ditahan di dalam negeri untuk beberapa waktu.
Dengan mekanisme ini, pemerintah berharap bisa melihat hasil jelas dari devisa yang dihasilkan setelah neraca perdagangan domestik mencetak surplus selama 30 bulan berturut-turut.
Kebijakan ini perlu diperkuat dengan ekosistem keuangan yang berbasis ke devisa asing. Langkah ini juga akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah yang selama ini mengalami pelemahan atas Dollar Amerika serta untuk mendukung stabilitas ekonomi.
Nah, ini baru uang eksportir, belum lagi uang koruptor yang disimpan di sana.
Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan di Serang, Ada Lowongan Kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Makanya Singapura sangat di untungkan dari Indonesia. Bisa jadi Indonesia lah yang membantu mereka menjadi kaya dan maju
Sekarang Indonesia mulai berbenah, mulai dari Tol Laut untuk menyaingi jalur perairan mereka selanjutnya pembangunan kilang minyak serta hilirisasi industri termasuk untuk menyetop ekspor gas ke singapura.
Sehingga dengan cara ini bisa menyaingi perekonomian Singapura. Jadi sampai di sini Singapura. Sudah cukup.***