Shinzo Abe Ternyata Pernah Usulkan Penempatan Senjata Nuklir AS di Jepang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 11 Juli 2022 01:49 WIB
ORBITINDONESIA – Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang tewas ditembak, Jumat 8 Juli 2022, ternyata pernah mengusulkan agar Jepang membuang tabu, dan bersedia mempertimbangkan wilayahnya menjadi lokasi penempatan senjata nuklir AS.
China telah bereaksi marah atas seruan Shinzo Abe yang berpengaruh itu. Usulan Abe muncul setelah tejadinya invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya kekhawatiran atas agresi China terhadap Taiwan.
Shinzo Abe, yang memimpin rekor anggaran pertahanan sebelum mengundurkan diri pada 2020, mengatakan, Jepang harus membuang tabu seputar kepemilikan senjata nuklirnya setelah pecahnya perang di Eropa.
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Bagi Tubuh, Salah Satunya Mengurangi Stres
“Di NATO, Jerman, Belgia, Belanda dan Italia mengambil bagian dalam berbagi (senjata) nuklir, menjadi tuan rumah senjata nuklir Amerika,” kata Abe dalam sebuah wawancara TV, menurut Nikkei Asia.
“Kita perlu memahami bagaimana keamanan dijaga di seluruh dunia dan tidak menganggapnya tabu untuk berdiskusi secara terbuka,” ujar Abe.
“Kita harus dengan tegas mempertimbangkan berbagai pilihan, ketika kita berbicara tentang bagaimana kita dapat melindungi Jepang dan kehidupan rakyatnya dalam kenyataan ini,” lanjutnya.
Jepang adalah satu-satunya negara yang pernah diserang dengan senjata nuklir, di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang adalah bagian dari perlindungan payung nuklir AS.
Baca Juga: Kenali 3 Jenis Gangguan Kesehatan Mental, Nomor 2 Sering Anda Alami
Tetapi selama satu dekade, Jepang menganut tiga prinsip non-nuklir - bahwa Jepang tidak akan memproduksi atau memiliki senjata nuklir atau mengizinkannya penempatan senjata nuklir di wilayahnya.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, waktu itu dengan cepat menolak seruan Abe untuk berdebat tentang opsi berbagi nuklir.
“Itu tidak dapat diterima mengingat sikap negara kami dalam mempertahankan tiga prinsip non-nuklir,” ujar Kishida, yang mewakili konstituen di Hiroshima.
Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan kepada wartawan di Beijing: “Politisi Jepang telah sering menyebarkan kekeliruan terkait dengan Taiwan dan bahkan secara terang-terangan membuat pernyataan palsu yang melanggar tiga prinsip non-nuklir negara itu.”
Baca Juga: Rayakan Idul Adha, Atta Halilintar Kaget Sapi yang Dibeli Diduga Kena Virus PMK
“Kami sangat meminta Jepang untuk secara mendalam merenungkan sejarahnya”, Wang menambahkan. Wang memperingatkan Tokyo untuk “berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatan tentang masalah Taiwan untuk berhenti memprovokasi masalah”.
Abe adalah seorang konservatif, yang ambisi politik seumur hidup adalah untuk merevisi konstitusi "pasifis" Jepang. Abe mengatakan, setiap konflik yang melibatkan China dan Taiwan juga merupakan keadaan darurat bagi Jepang.***