DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Serunya Tradisi Unik Perang Air untuk Sambut Imlek 2023 di Riau, Jadi Perhatian Warga Dunia

image
Tradisi unik perang air di Kota Selatpanjang Riau sambut Imlek 2023

ORBITINDONESIA – Ada satu dari sekian banyak tradisi unik jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2023 yang jadi perhatian warga dunia, yakni Perang Air di Riau.

Setiap tahunnya, ribuan warga Tionghoa dari berbagai negara datang dan ikut memeriahkan tradisi unik Imlek 2023 yakni Perang Air yang hanya ada di kota Selatpanjang, Riau.

Tradisi unik Perang Air di Kota Selatpanjang, Riau ini dari tahun ke tahun selalu jadi pusat perhatian ribuan warga Tionghoa dari Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, bahkan Republik Rakyat China.

Baca Juga: Istri Kiai di Jember Sebut Suaminya Sempat Rekam Aksi Mesum Bersama Santrinya

Tradisi Perang Air yang dilakukan warga masyarakat di Kota Selatpanjang, Riau ini ternyata sudah sangat lama dikembangkan.

Perang Air dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek 2023 yang ada di Kota Selatpanjang ini juga ada di salah satu negara ASEAN lainnya, Thailand.

Tradisi Perang Air yang dikenal oleh warga dengan sebutan Cian Cui ini berlangsung selama enam hari terhitung sejak Imlek hari pertama.

Baca Juga: HEBOH, Perempuan Mengaku Saudara Tiko Meluruskan Cerita soal Herman Moedji Susanto: Ayah Saya Diusir Ibu Eny

Dan ternyata, tradisi unik ini mengalahkan tradisi perang air di Thailand yang disebut Songkran.

Meski disebut perang, namun kegiatan ini lebih mengarah pada pesta yang penuh dengan kegembiraan.

Penduduk kota akan saling menyiramkan air ke satu sama lain di sepanjang jalan.

Semua orang tua dan muda, mempersenjatai diri dengan bom air dalam kantung plastik, ember, gayung, dan aneka jenis pistol air.

Baca Juga: Megatronus, Prime Egois dan Pembangkang Sekaligus Pencipta Transformers Decepticons

Mereka melawan peserta yang ada di becak motor lain, dan peserta yang menunggu di pinggir jalan. Ada ratusan becak motor yang terlibat dalam perang air ini.

Di Kabupaten Kepulauan Meranti, 40 persen penduduknya adalah etnis Tionghoa. Mereka dan etnis Melayu berbaur dalam suasana yang akrab.

Kebanyakan warga Melayu tidak naik becak motor tapi menyerang dari pinggir jalan, atau menjual amunisi kantong berisi air yang sudah dibungkus plastik.***

Berita Terkait