DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Para Ulama Kredibel yang Membolehkan Mengucapkan Selamat Natal

image
Ketua Liga Muslim Dunia Sheikh Dr. Mohammed Al-Issa mempersilakan umat Islam memberi ucapan selamat Natal kepada umat Kristen.

ORBITINDONESIA - Mohamed Salah dikecam sebagian fansnya. Sebelumnya, Salah memposting foto bersama keluarganya sambil mengucapkan selamat Natal di akun media sosialnya.

Bagi mereka, apa yang dilakukan striker Liverpool itu dengan mengucapkan selamat Natal adalah kesalahan. Mereka bahkan mengancam tidak akan mengidolakan pesepakbola asal Mesir itu lagi.

Reaksi sebagian fans Salah itu jelas berlebihan. Reaksi itu mencerminkan keterbatasan referensi mereka soal hukum mengucapkan selamat Natal.

Baca Juga: Suroto: Matinya Perjuangan Kepentingan Buruh

Bagi mereka, satu-satunya hukum mengucapkan selamat Natal adalah haram. Titik. Padahal, hukum mengucapkan selamat Natal dalam Islam tidaklah tunggal.

Ulama berbeda pandangan soal itu. Ada yang mengharamkannya, tapi ada juga yang membolehkannya.

KH. Husein Muhammad baru-baru ini memposting pandangan lembaga dan sejumlah ulama yang membolehkannya.

Pengasuh Pesantren Darut Tauhid itu melakukannya karena ia ditanya soal hukum mengucapkan selamat Natal.

Baca Juga: Pro Kontra Sistem Proporsional Tertutup, PSI: Pilihan Rakyat Dikhianati, Partai Menentukan

Kiai Husen sendiri berpandangan boleh. Itu sebabnya, ia memposting ucapan selamat Natal di akunnya.

Nah, ulama yang membolehkan mengucapkan selamat Natal dalam serial postingan Kiai Husein itu adalah ulama yang kredibel.

Mereka dikenal dengan reputasi harum sebagai ulama yang memiliki pengetahuan keislaman yang mendalam. Mereka adalah, pertama, Syeikh Yusuf al-Qardhawi.

Ulama terkenal asal Mesir itu membolehkan mengucapkan selamat Natal dalam situasi damai. Terlebih, bagi muslim yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga, teman kuliah atau kerja.

Baca Juga: Didominasi Lulusan SMA/SMK, Pencari Kerja di Barito Selatan Meningkat

Ucapan selamat Natal kepada mereka merupakan bentuk ‘al-Birr’ (kebajikan), kata Syeikh Yusuf.

Allah tidak melarang bahkan senang jika kita melakukan kebaikan dan bertindak adil, apalagi jika mereka memberikan ucapan selamat kepada hari raya kita.

Syeikh Yusuf lantas mengutip al-Quran Surah an-Nisa ayat 82. “Jika kamu memperoleh penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan cara yang lebih baik atau minimal dengan penghormatan yang sama.”

Kata Syeikh Yusuf, dasar berelasi sosial dengan ahlul Kitab dan non-muslim secara umum adalah al-Quran Surah al-Mumtahanah ayat 8 dan 9.

Baca Juga: SMRC: Hanya 15,5 Persen Elektabilitas Jokowi Bila Kembali Jadi Calon Presiden

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil.”

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Kedua, Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi. Ulama besar asal Suriah itu membolehkan mengucapkan ‘Selamat’ pada dua kelompok ahlul kitab, Yahudi dan Kristen, ketika hari raya mereka.

Bahkan, seorang muslim juga dibolehkan menta'ziyahi (menghibur) mereka saat terkena musibah. Ulama yang getol menghalau radikalisme Islam itu mencontohkan negerinya sendiri.

Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Surganya Motor Indonesia (Planet Ban)

“Kami di Siria, tempat kelahiran agama-agama, pusat peradaban, tempat perjumpaan gagasan kemanusiaan dan cahaya toleransi, menghargai seluruh penduduk dengan segala perbedaannya untuk menyampaikan Selamat Natal.”

Ketiga, Syeikh Mushtafa Ahmad al-Zarqa. Ulama besar asal Suriah itu juga membolehkan mengucapkan selamat Natal.

Ahli fikih itu bahkan menganggap mengucapkan selamat atas kelahiran Isa al Masih adalah hal yang baik dan etika dalam pergaulan sosial.

“Islam tidak melarang tindakan ini. Apalagi Isa Al-Masih dalam keyakinan Islam adalah rasul besar dan salah satu ‘Ulul Azmi’ yang sangat dihormati,” kata Syeikh al-Zarqa.

Baca Juga: Taslim Syahlan: Dalam Relasi Antarumat Beragama, Ada Beberapa Perilaku yang Jadi Pemicu Konflik

Keempat, Gus Dur. Natal disebut dalam al-Quran di salah satu ayat surah Maryam. “Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku.”

Artinya, kata Gus Dur, Natal memang diakui al-Quran sebagai kata yang menunjukkan hari kelahiran Nabi Isa yang juga dihormati umat Islam.

Bahwa kemudian Nabi Isa 'dijadikan' Anak Tuhan oleh umat Kristen, itu hal lain yang tidak mengurangi arti ucapan Yesus itu.

Bagi Gus Dur, merayakan Natal adalah penghormatan untuk Nabi Isa yang diyakininya sebagai Nabi Allah. “Penulis menghormatinya, kalau perlu dengan turut bersama kaum Kristiani merayakannnya bersama-sama,” kata Gus Dur.

Baca Juga: Begini Klarifikasi Ustadzah Nadia, Qoriah yang Disawer Uang oleh Jamaah Pria di Pandeglang, Banten

Dewan Fatwa Universitas Al Azhar, Mesir, juga punya pandangan serupa. Menurut Dewan Fatwa Al Azhar, mengucapkan selamat Natal adalah hal yang baik dalam pandangan Islam.

Tindakan itu mengekspresikan kebaikan kepada umat Kristen dan ungkapan kasih. Itu adalah bagian dari kebaikan yang diperintahkan Allah.

Dibolehkannya mengucapkan selamat kepada umat Kristen pada hari raya mereka sesuai dengan tujuan Islam, yaitu memperlihatkan sikap toleransi dan moderasi Islam.

Hal ini akan menumbuhkan semangat persaudaraan sebangsa dan setanah air, menjaga kohesi nasional, dan menjalin hubungan yang harmonis dalam relasi yang saling membahagiakan.

Baca Juga: Piala AFF 2022 : INGAT ! Indonesia Melawan Vietnam Pukul 16.30 WIB

Di luar itu, ada ulama dan kumpulan ulama yang berpandangan serupa.

Baru-baru ini, misalnya, Ketua Rabithah Alam Islami (World Muslim League) Syeikh Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa menyatakan muslim tidak dilarang mengucapkan selamat Natal.

Ia bahkan menegaskan tidak ada dalam teks Syariah yang melarang muslim mengucapkan selamat Natal.

Menurut Syeikh Issa, tujuan dari mengucapkan selamat Natal adalah untuk mempromosikan koeksistensi dan harmoni di dunia yang mana hal itu sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Chelsea Dibuat Tak Berdaya Saat Bertanding Lawan Manchester City di Stamford Bridge

Lalu, ada Konferensi Internasional Al-Azhar yang berlangsung pada Januari 2020.

Di akhir konferensi yang dihadiri para ulama, pemimpin, dan cendekiawan muslim dari 41 negara itu, Grand Syeikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Thayyib membacakan 29 rumusan terkait pembaharuan pemikiran Islam.

Yang berkaitan langsung dengan ucapan selamat Natal terdapat pada poin 16.

Mengucapkan selamat kepada kaum non-muslim saat perayaan hari besar mereka dikatakan salah satu kebajikan yang diserukan Islam.

Baca Juga: Viral Video Pria Tabur Uang Saweran ke Perempuan yang Sedang Baca Al Quran, Netizen: Astaghfirullah

Hukum haram terkait itu yang dikatakan kelompok ekstrem adalah sikap kaku dan menutup diri (eksklusif), bahkan kebohongan yang mengatasnamakan tujuan umum syariat Islam.

Ucapan selamat kepada non-muslim tidak bertentangan dengan akidah Islam sebagaimana dikatakan kaum ekstremis.

Klaim keharaman ini masuk dalam kategori fitnah yang lebih keras daripada pembunuhan, dan menyakiti non-muslim.

PIS setuju dengan pandangan para ulama di atas. PIS percaya mengucapkan selamat Natal adalah hal yang dibolehkan. PIS bahkan menganjurkan mengucapkan selamat Natal.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Tingkat Toleransi Beragama di Indonesia yang Cuma Sekadarnya Harus Ditingkatkan

Karena itu, PIS mengapresiasi ucapan selamat Natal yang diposting Salah. Tapi, di sisi lain, PIS tidak mempersoalkan kalau ada muslim yang percaya sebaliknya.

PIS menjunjung kebebasan berpendapat. PIS menghargai hak asasi manusia.

Meski begitu, PIS menyayangkan bila muslim yang percaya mengucapkan selamat Natal adalah hal yang dibolehkan dihujat muslim yang percaya sebaliknya. Diperlakukan tidak pantas hanya karena mengikuti pandangan ulama yang berbeda.

Bahkan dituding tidak punya ilmu agama dan imannya tipis, seperti kata Khalid Basalamah dalam ceramahnya.

Baca Juga: Melihat Asal Mula Maximals dan Predacons, Ternyata Hasil Evolusi Cybertronian

PIS mengajak kita semua menghentikan sikap itu. Sikap itu hanya akan membuat Islam nampak negatif.

Seolah Islam menolak hidup berdampingan dalam relasi yang saling membahagiakan.***

Berita Terkait