Hujan Buatan Tidak Optimal Atasi Polusi Udara di Jakarta, Pemerintah Akan Coba Semprot Air dari atas Gedung
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 25 Agustus 2023 20:07 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Polusi udara yang saat ini terjadi di Jakarta sedang menjadi persoalan serius dimana setiap hari langit ibukota dipenuhi dengan kabut pekat akibat pencemaran.
Berbagai upaya mulai dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah polusi udara di Jakarta karena kualitas udara dinilai semakin buruk untuk dihirup manusia.
Pemerintah bahkan sempat melakukan operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di wilayah jabodetabek namun dirasa belum optimal sehingga akan kembali dilakukan uji coba dengan menyemprotkan air dari atas gedung.
Baca Juga: BRIN akan Turunkan Hujan Buatan dengan Operasi TMC untuk Kurangi Polusi Udara di Jakarta dan Sekitarnya
Jakarta kini menempati peringkat teratas sebagai kota dengan angka pencemaran udara tertinggi di dunia.
Setiap pagi, selama beberapa bulan terakhir, warga Jakarta disambut oleh kombinasi langit kelabu dan selimut asap tebal karena peningkatan polusi udara akibat emisi karbon dan udara yang kering akibat kemarau.
Dalam upaya mengurangi pencemaran udara yang terjadi, pemerintah pusat telah melakukan operasi TMC yang dilakukan oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Baca Juga: Kementerian Hukum dan Hak Asas Manusia Buka Formasi CPNS!
Operasi TMC sendiri merupakan upaya pemerintah untuk menurunkan hujan buatan di wilayah jabodetabek yang dianggap dapat menekan tingginya angka polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Namun, upaya pemerintah dalam menurunkan hujan buatan ini rupanya belum optimal dalam mengurangi polusi udara di Jakarta.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, menyatakan bahwa langkanya awan hujan akibat musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan pengoperasian TMC belum optimal.
Baca Juga: Beredar Lirik Lagu Sindir Budiman Sudjatmiko, Usai Dipecat dari PDI Perjuangan Akibat Dukung Prabowo
Karena itu, pemerintah pusat mencari alternatif skala mikro untuk mengatasi polusi udara dengan menyemprotkan air berkabut dari gedung-gedung pencakar langit yang tersebar di wilayah Jakarta.
Meski demikian, teknologi penyemprotan air kabut belum bisa sepenuhnya menyelesaikan permasalahan pencemaran udara di wilayah Jabodetabek.
Maka dari itu, pemerintah pusat akan memilih bidang-bidang prioritas dalam pelaksanaan penyemprotan air tersebut.
Kendati demikian, Sigit menyatakan bahwa Kementerian akan terus memantau kondisi cuaca dan awan hujan untuk mengurangi polusi dengan menggunakan operasi TMC di Jakarta.
Sebelumnya, pada tanggal 19 hingga 21 Agustus lalu, operasi TMC sudah dilakukan di wilayah Jabodetabek untuk menurunkan hujan buatan.
Sayangnya, hujan buatan ini hanya turun di sekitar Bogor, Tangerang Selatan, dan Depok, sedangkan di wilayah Jakarta belum maksimal.
Kemarau yang sedang berlangsung juga memperparah polusi udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya yang membuat partikel halus serta polusi beterbangan akibat udara kering.
Karenanya, penyemprotan air dilakukan untuk mengurangi partikel-partikel halus hingga polusi yang memenuhi langit Jakarta dan sekitarnya.
Selain melakukan penyemprotan air dari atas gedung tinggi, pemerintah juga segera menerapkan sistem hybrid working dan work from home bagi para pegawai di Jakarta.
Penerapan hybrid working dan work from home ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menekan tingginya pencemaran udara yang terjadi akibat emisi karbon dari kendaraan bermotor.
Upaya tersebut juga dilakukan bukan hanya untuk mengurangi polusi udara saja, namun hal itu juga dilakukan sebagai langkah pemerintah dalam mengurangi kemacetan yang selalu menjadi permasalahan di ibukota.***