DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenal Hegra, Kota Mati Tak Berpenghuni Selama 2000 Tahun, Kini Dibuka untuk Pariwisata di Arab Saudi

image
Hegra, Kota Mati Tak Berpenghuni Selama 2000 Tahun,

ORBITINDONESIA.COM - Hegra yang dikenal dengan sebutan Mada'in Saleh atau Al-Hijr, merupakan sebuah kota tak berpenghuni yang berada di sebelah selatan kota Al-Hijaz, Arab Saudi.

Hegra sendiri merupakan sebuah kota mati yang sangat bersejarah. Karena di sana awal mula agama Samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) berkembang.

Sehingga UNESCO memasukan Hegra ke dalam daftar situs Warisan Budaya yang terdapat di Arab Saudi. Kini kota mati tersebut jadi destinasi wisata sejarah.

Baca Juga: Mengenal Pasar Bunga Rawa Belong: Legendaris, Paling Besar dan Terlengkap di Asia Tenggara

Hegra sendiri sengaja ditutup oleh pemerintah Arab Saudi karena tempatnya yang berada di wilayah Cagar Alam Sharman. Sehingga tidak boleh ada seorang pun yang mendekati tempat tersebut.

Menurut sejarah bangsa Arab Saudi, Hegra juga disebut sebagai Mada'in Saleh yang artinya adalah sebuah Kota dari Nabi Saleh A.S, salah satu nabi yang dipercaya oleh umat Muslim.

Kaum yang tinggal di kota Mada'in Saleh adalah kaum Nabatea yang kelak menjadi cikal bakal kaum Tsamud.

Baca Juga: Akhiri Pertandingan, Persis Solo Harus Puas Berbagi Angka Dengan Arema FC Lewat Titik Penalti di BRI Liga 1

Ajaran Islam mempercayai bahwa kaum Tsamud adalah kaum yang dikutuk oleh Allah SWT dan mendapat azab berupa petir yang menyambar-nyambar dan membunuh seluruh kaum Tsamud yang durhaka.

Dalam ajaran Islam, alasan kaum Tsamud mendapat azab dari Allah SWT adalah karena mereka menolak ajaran agama yang dibawa oleh Nabu Saleh A.S.

Padahal, Bangsa Tsamud pada saat itu merupakan salah satu kaum paling maju dan modern pada masanya.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Restoran Tempo Dulu di Jakarta, Ada yang Sudah Buka Sejak Tahun 1960

Namun, karena mereka memilih untuk menyembah berhala, mereka semua akhirnya diazab oleh Allah SWT.

Diceritakan pula bahwa kemajuan kaum Tsamud adalah karena mayoritas penduduknya sangat pandai dalam memahat dan juga berniaga.

Mereka biasanya memahat rumah-rumah penduduk dengan dekorasi yang indah, membuat tempat pemujaan untuk beribadah, dan juga menghias makam pada leluhur mereka.

Jika masuk ke dalam kota tersebut, terlihat sebuah padang pasir yang sangat luas dengan pasir berbintik-bintik yang indah dan dibatasi oleh tebing-tebing yang menjulang dengan ukiran-ukiran kuno yang sangat sedap dipandang serta pendimen tiang bergaya klasik yang memanjakan mata.

Saat matahari berangsur tenggelam di sore hari, warna-warna debu yang menyala menyajikan bercak noda indah yang dihasilkan oleh hujan yang telah membentuk batu-batu tersebut sedemikian rupa selama ribuan tahun yang lalu.

Menurut sejarah, tebing-tebing dan pendimen tersebut diukir sendiri oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu, dan bertahan hingga kini. Hal tersebut membuktikan betapa hebatnya kaum Tsamud dalam memahat.

Kota Hegra sempat menjadi pusat pedagangan Internasional yang sangat pesat, sebelum akhirnya ditutup untuk umum oleh pemerintah Arab Saudi selama hampir 2.000 tahun lamanya.

Namun sekarang, untuk pertama kalinya setelah sekian lama pemerintah Arab Saudi membuka Hegra untuk umum dan boleh dijadikan sebagai objek wisata ketika berkunjung ke tanah Arab.

Pengunjung yang datang bisa dengan jelas melihat konstruksi bangunan yang terdapat di dalam Hegra sangat mirip dengan Situs Warisan Budaya lain, Petra, yang terdapat di Yordania.

Meskipun Hegra merupakan pedaban kedua yang dibangun oleh bangsa Tsamud, namun tempat ini memiliki lebih dari sekedar tempat rekreasi untuk berwisata.

Hegra merupakan bentuk dari sejarah peradaban bangsa di masa lalu yang menyimpan rahasia peradaban kuno yang hampir terlupakan.

Pada tahun 2019, pemerintah Arab Saudi meluncurkan Visa kunjungan ke wilayah Hedra untuk umum, tidak hanya untuk kepentingan bisnis atau keagamaan saja melainkan untuk memajukan sektor wisata mereka.

Diketahui bahwa pembangunan di kota Hegra ini adalah bentuk disverifikasi ekonomi di Arab Saudi, pemberdayaan masyarakat, dan juga program konservasi warisan jangka panjang hingga 2030 mendatang.

Arab Saudi mencoba untuk mengalihkan pendapatan mereka dari sektor minyak ke sektor pariwisata.

Diketahui bahwa sembilan puluh persen pendapatan mereka bersumber dari ekspor minyak dan menghasilkan sekitar empat puluh persen PDB.

Sehingga, Putera Mahkota Muhammad Bin Saleh mengumumkan visinya sampai 2030, bahwa dia akan mengubah Arab Saudi menjadi pusat perdagangan Internasional dan pusat pariwisata global yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa.

Hal tersebut merupakan visi yang sangat bagus untuk mempromosikan sektor pariwisata Arab Saudi lebih jauh lagi, dengan fakta bahwa Hegra hampir tidak pernah dikunjungi oleh siapapun selama ribuan tahun. Perjalanan ke sana tentu akan sangat eksklusif.

Hegra juga bisa menjadi tempat untuk mempelajari sejarah bangsa kuno di masa lalu dan melihat peninggalan mereka. Hal tersebut lebih baik dibanding Petra yang sudah dikunjungi lebih dari satu juta orang pertahun. Mirip namun tidak sama.

Diketahui bahwa pemerintah Arab Saudi sudah membangun resort mewah yang terdapat di atas batu besar di tengah gurun pasir kota Hegra, yang terdiri dari 40 suite, 3 villa, 4 pavillium, dan juga pusat rekreasi.

Namun, UNESCO mengklasifikasikan Hegra sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah jika tidak dirawat dengan baik. Tertarik untuk pergi ke sana?.***

Berita Terkait