Wayan Supadno: Impor Daging Ugal Ugalan Membunuh Profesi Peternak
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 03 September 2023 10:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - ”Pemerintah harusnya berterima kasih. Juga bisa ikhlas menerima kritikan rakyat bernuansa informatif dan edukatif, dasar data dan fakta. Apalagi jika ada saran alternatif solusinya. Kaji ulang impor daging, itu pembunuh karakter profesi peternak, paling potensial.“
Impor pangan ratusan triliun per tahun, makin hari makin mengerikan. Makin dibiarkan makin berantakan pertanian pangan Indonesia. Kondisi pangan Indonesia, bukan makin berdaya saing agar tumbuh berkembang. Tapi makin tidak swasembada pangan.
Data Litbang Kompas, impor daging tahun 2012 hanya 40.000 ton, tapi tahun 2021 impor daging sudah tembus 276.000 ton setara dengan 2,1 juta ekor sapi 350 kg/ekornya.
Baca Juga: Duet Anies - Cak Imin Dideklarasikan di Surabaya, Apa Tujuannya
Selama 10 tahun terakhir naik 690 persen. Ugal–ugalan sekali. Pembunuh karakter profesi peternak paling potensial.
Contoh konkret, empiris saya pribadi selaku peternak. Izin memasukkan sapi bakalan betina dari Prov. NTB dan eks impor yang bunting ke Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah. Justru ”ditolak mentah-mentah.“ Alasan berbagai regulasi tidak logis.
Hanya daerah di sini saja yang melarang mendatangkan memasukkan sapi untuk breeding/pembiakan. Harusnya menyambut baik jika ada rakyat mau investasi produktif, apalagi breeding sapi. Karena selama ini sebab utama makin rusaknya peternakan sapi Indonesia, terlalu sedikit yang breeding.
Pendek kata, peternak rakyat ”ditolak mentah-mentah” jika mau investasi produktif nuansa hilirisasi inovasi karena bekerja sama dengan Perguruan Tinggi bidang penelitian. Saat bersamaan Bulog menggelontorkan daging impor besar–besaran dan massal ke pasar.
Baca Juga: Spoiler Drakor The Uncanny Counter 2 Episode 12, Pertarungan Antara Do Ha Na dan Ma Ju Seok
Saat bersamaan juga, Presiden Jokowi dan Menteri Senior sebagai pembantunya pada ke luar negeri mencari investor akan disambut dengan karpet merah. Jika mau investasi di Indonesia, termasuk investasi peternakan breeding sapi. Seperti ”tidak konsisten dan tidak seirama” antar internal pemerintah sendiri.