Tiga Kurator dan Kritikus Seni Rupa Ini Membahas Buku Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 29 Januari 2023 20:06 WIB
Agus Dermawan T mendeskripsikan beberapa karya lukisan Denny JA.
Tulis Agus, di satu lukisan, Denny menggubah pemandangan sungai yang melintas di bawah dua planet bercahaya. Sungai yang mengalir tenang ke muara itu digambarkan berbinar-binar dengan kemilau keemasan.
Di tepi sungai yang ditumbuhi pepohonan, muncul patung wajah Budha. Dengan mata terkatup dan raut yang bijak Sang Budha digambarkan bertutur : “Three things you can’t hide : the Sun, the Moon, and the Truth” (Tiga hal yang tak bisa kau sembunyikan : Matahari, Bulan, dan Kebenaran).
Tuturan Budha itu juga dihadirkan sebagai inskripsi, sekaligus judul lukisan.
Tulis Agus Dermawan T lagi, Denny menggubah lukisan-lukisannya dengan bahasa yang realis, namun dengan sentuhan suasana yang kadang surealistik, dan dengan aksen-aksen goresan dan pulasan yang beraura ekspresionistik dan impresionistik.
Sejumlah paduan gaya lukisan yang populer dalam jagat penciptaan seni lukis modern, dan telah memesona pencinta seni visual di mana-mana.
Denny yang “menemukan” perpaduan itu di berbagai museum seni lukis di dunia lewat lukisan Claude Monet, Van Gogh, Camile Pissaro dan sebagainya. Ia pun terhanyut, dan lantas mengikut.
Namun yang unik, apabila Claude Monet dan lain-lainnya itu menggubah bentuk lewat prosedur seni lukis konvensional, maka Denny melukis dengan cara yang cenderung “radikal”.
Apabila Monet yang menggunakan pinsil, kuas, pisau palet serta cat untuk menciptakan wujud, Denny menggunakan perangkat AI (Artificial Inteligence) untuk menghadirkan bentuk.
Apabila Monet dan kawan- kawannya melukis dengan tangannya, Denny mencipta dengan komputernya. Dengan perangkat canggih itu menjalankan proses penciptaannya.