Tiga Kurator dan Kritikus Seni Rupa Ini Membahas Buku Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 29 Januari 2023 20:06 WIB
Gagasan untuk mengekspresikan keheningan melalui lukisan pun Denny lupakan. “Saya terserap oleh banyak perhatian dan kegiatan lain.”
Momen itu datang lagi, sambung Denny. Sebelas tahun kemudian, di tahun 2022, dunia sudah berubah. Artificial Intelligence masuk lebih intens dalam kehidupan sehari-hari.
Denny pun berkenalan dengan begitu banyak aplikasi lukisan. Beberapa di antaranya aplikasi itu menggunakan artificial intelligence.
“Tapi ternyata, sehebat-hebatnya satu aplikasi lukisan, walau ia berisi artificial intelligence sekalipun, tetap tak bisa memuaskan apa yang saya ingin," kata Denny.
Dalam beberapa minggu di bulan Oktober-November 2022, Denny intens menggabungkan 4-5 aplikasi lukisan, agar saling melengkapi. Trial and error, kutak katik di sini dan sana, terus dilakukan.
“Untuk pengalaman saya pribadi, semata hasil dari aplikasi lukisan itu, bahkan gabungan beberapa aplikasi, tetap tak bisa memuaskan saya.”
“Harus ada goresan dari tangan saya sendiri, dengan tarikan dan getaran batin saya, dengan olahan warna ramuan saya sendiri, hanya dengan sentuhan personal seperti itu, imajinasi saya soal lukisan terpuaskan,” sambung Denny.
Namun sebelum membuat serial lukisan itu, Denny harus menjawab dan menuntaskan tiga perkara.
Pertama, bisakah ia mengklaim lukisan yang dibantu berbagai aplikasi lukisan ini sebagai karya pribadi?
Kedua, di mana beda dan diferensi lukisannya dibanding orang lain yang menggunakan aplikasi lukisan yang sama.