DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Food for Peace dan Serendipity Jokowi

image
Sekjen DPR Indra Iskandar

What is that?  Food for peace. Serendipity dari food for peace, cepat atau lambat akan membuka kunci penting untuk terwujudnya perdamaian itu.

Baiklah, kita lihat problem pangan dulu. Akibat perang Rusia-Ukraina, ketersediaan pangan dunia terguncang. Maklumlah, kedua negeri itu adalah salah satu lumbung pangan terbesar di dunia.

Akibat perang, di Ukraina ada 22 juta ton gandum teronggok muspro. Tak terjual di pasar dunia.

Tak lama lagi, Ukraina akan panen gandum yang jumlahnya 55 juta ton. Ini artinya akan ada 77 juta ton gandum yang sia-sia, jika perang terus berkecamuk. Belum lagi gandum hasil panen Rusia, yang jumlahnya tak kalah dari Ukraina.

Baca Juga: Di Balik Penerbitan Buku Mustika Rasa Era Soekarno

Dari kasus gandum ini saja, niscaya yang namanya manusia akan trenyuh. Betapa tidak! Jika perang terus berlangsung, akan ada 800 juta lebih manusia kelaparan.

Sekjen PBB Antonio Guterres jelas melihat peluang itu. Ia pun berpesan pada Jokowi agar membicarakan masalah pangan ini dengan Ukraina dan Rusia.

Pangan adalah kebutuhan utama manusia yang hidup di bumi. Tanpa pangan, pekerjaan apa pun terbengkalai. Dan itu tampaknya disadari betul oleh Zelenskyy dan Putin.

Ketika Jokowi menceritakan soal pangan, baik Zelenskyy maupun Putin mengalah untuk mengutamakan pangan ketimbang perang.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Poros KIB Menang di Kalangan Pengguna Facebook dan Whatsapp

Halaman:

Berita Terkait