DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Shamsi Ali: Belajar dari Pemilihan Ketua Kongres Amerika

image
Presiden Jokowi pada jamuan santap siang pemimpin ASEAN oleh Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi dan Anggota Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Kamis (12/05/2022).

ORBITINDONESIA - Amerika baru saja melangsungkan pemilihan anggota legislator (Kongres) untuk dua tahun ke depan. Mungkin semua tahu bahwa masa jabatan anggota Kongres Amerika itu hanya dua tahun.

Setelah itu diadakan pemilihan lagi. Sehingga setiap dua tahun seorang anggota Kongres Amerika terancam untuk kehilangan posisi jika gagal menjalankan amanah konstituennya.

Berbeda dengan Senat. Setiap anggota senate (senator) Amerika menjabat selama empat tahun sebagaimana jabatan Presiden/Wakil Presiden.

Baca Juga: Simak Jadwal Lengkap Tradisi dalam Imlek 2023, Mulai Malam Tahun Baru hingga Festival Lampion

Jabatan Senator memang lebih prestigious ketimbang Kongress. Walaupun Kongres identik sebagai penyeimbang utama kekuasaan eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) di Amerika Serikat.

Dalam pemilihan anggota Kongres baru-baru ini terjadi perubahan komposisi keanggotaan dari yang tadinya dikuasai oleh partai Demokrat menjadi Republikan majority.

Sehingga dengan sendirinya terjadi perubahan Pimpinan Kongres dari Democrat (Nancy Pelosi) ke Republican (Kevin McCarthy). Ketua Kongres di Amerika bergelar “US Speaker of the House”.

Yang ingin saya sampaikan kali ini adalah proses pemilihan ketua Kongres yang baru ini, Kevin McCarthy, yang berlangsung selama 3 hari ini.

Baca Juga: Hugh Jackman Beri Petunjuk Tentang Latar Waktu Film Deadpool 3, Padahal Logan telah Mati Sebelumnya

Saya tertarik menuliskannya karena proses ini menjadi catatan sejarah tersendiri. Inilah proses pemilihan ketua Kongres Amerika yang terlama selama kurang lebih 160 tahun sejarah negara adidaya ini.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait