DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Shamsi Ali: Belajar dari Pemilihan Ketua Kongres Amerika

image
Presiden Jokowi pada jamuan santap siang pemimpin ASEAN oleh Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi dan Anggota Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Kamis (12/05/2022).

Panjangnya proses pemilihan ini karena calon ketua dari Republikan itu tidak berhasil mendapatkan suara minimal, yaitu 218 dari total 222 anggota Kongres dari Partai Republikan.

Ada sekitar 6-8 orang anggota Kongres yang merupakan loyalis Donald Trump sengaja menghalangi calon yang merupakan anggota Kongres dari negara bagian California itu.

Yang menarik dari proses ini adalah bagaimana loyalis Donald Trump itu dengan tanpa malu-malu mempermainkan sebuah institusi terhormat demi mendapatkan recognisi (pengakuan) dari publik.

Baca Juga: Apa Jenis Shio pada Imlek 2023, Arti dan Maknanya

Tapi yang lebih disayangkan lagi 6-8 orang ini menyandera proses pemilihan ketua kongres karena berambisi menduduki posisi-posisi sebagai ketua komisi di badan legislasi terhormat itu.

Kevin McCarthy bukan orang sembarangan di kongres. Dia adalah anggota senior Kongres dan pada periode lalu terpilih secara aklamasi untuk menjadi Pimpinan oposisi (minority leader) di Kongres.

Bahkan pada momen-momen krusial di bawah tekanan Trump, McCarthy telah memainkan peranan penting dan cerdik.

Sebagai politisi tentu McCarthy pintar bermain dua kaki. Tapi satu hal yang menjadi komitmen yang tak tergoyahkan adalah komitmen untuk negara dan rakyat.

Baca Juga: Ramalan Hard Gumay, Presiden Indonesia 2024: Laki laki, Jawa Campuran, Nama Tiga Suku Kata, Fisik Tegap

Inilah salah satu alasan kenapa loyalis Donald Trump berusaha sekuat tenaga untuk menggagalkannya menduduki posisi Ketua Kongres Amerika. Karena ambisi mereka adalah kepentingan pribadi dan kelompok.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait