Tahun Hijriyah, Tahun Masehi, Tahun Pulitik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 30 Juli 2022 17:17 WIB
Oleh: Achmad Rifai, alumnus Teknik Gas Petrokimia, angkatan '88, FTUI.
ORBITINDONESIA - Sistem kalender selama ini yang kita kenal itu dasarnya ada 2: berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi (qomariah) dan berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari (syamsiah). Manusia mengenal ilmu penangalan ilhamnya juga dari Tuhan.
Perjalanan waktu orang mengasosiasikan kalender dengan agama tertentu. Penanggalan atau tahun Masehi yang adalah kalender syamsiah dikonotasikan dengan umat nasrani, karena kelahiran Isa dianggap menandai awal tahun baru.
Demikian pula tahun Hijriyah dikonotasikan dengan umat Islam, karena awal tahun hijriyah dihitung sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Baca Juga: Marcel Radhival Berani Ungkap Ilmu Dukun Gus Samsudin di Podcast Deddy Corbuzier
Padahal kalender matahari (syamsiyah) sudah ada sebelum Isa A.S. lahir. Demikian pula kalender bulan (qomariyah) juga sudah ada sebelum Nabi Muhammad hijrah.
Hanya saja kalender matahari itu di-reset jadi tahun ke 0 dengan lahirnya Isa al Masih, kemudian kalendernya disebut kalender Masehi. Dan ini yang melakukan umat sesudah Isa. Karena tidak mungkin seorang bayi yang memutuskan itu.
Ini sebuah keputusan politik, minimal untuk identitas atau sebagai tanda. Sebab bayi tidak punya kepentingan untuk itu.
Demikian pula tahun kalender hijriyah, itu baru diterapkan setelah era khalifah Umar bin Khatab yang bergelar amiril mukminin, di mana kalender qomariyah di-reset ke 0 atau dianggap peristiwa hijrahnya Nabi itu sebagai tahun ke-0, maka disebut tahun Hijriyah.
Baca Juga: Kisah Sebuah Mimbar dan Shalahuddin Al Ayyubi yang Merebut Yerusalem: Renungan 1 Muharram 1444 H