Elza Peldi Taher: 60 Tahun Denny JA, Catatan Seorang Sahabat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 07 Januari 2023 11:20 WIB
Baca Juga: Selalu Jadi Mimpi Buruk Bagi Autobots, Megatronus Jadi Inspirasi Jahat Megatron dan para Decepticons
Saya dan kawan kawan tercengang karena ia mengucapkan itu begitu mudahnya, padahal dananya amat besar. Saya kemudian menyampaikan pesan Denny itu pada Agus yang menyambutnya dengan gembira.
Paginya jam 05.00 Agus sudah memberi tahu saya ia dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memberi tahu dokter bahwa ia siap dioperasi dengan biaya sendiri.
Tapi tak lama kemudian Agus kembali menelpon tanpa semangat. Ia bicara dengan nada sedih bahwa operasi tak bisa dilakukan dalam keadaan kesehatan Agus sekarang. Jantungnya tak memenuhi syarat untuk operasi.
Tak lama kemudian, meski tak terbuka Agus agaknya sudah diberitahu dokter bahwa jantungnya sudah terlambat untuk operasi. Ia diminta legowo menerima kondisi terburuk, hidup rileks saja. Januari 2020 Agus Edi Santoso berpulang.
Baca Juga: UWUU... Puri Ungkap Kepribadian Tiko yang Membuatnya Jatuh Cinta: Orangnya Sederhana dan Baik
Seorang demokrat
Sebagai teman Denny amat bersahabat dan hangat. Jika bicara ia bisa diajak becanda tapi juga bisa serius. Tapi kapan pun kita bertemu selain percakapan rileks dan ringan, ia pasti menyelipkan sesuatu yang serius yang sedang menjadi obsesinya.
Jika ia sedang terobsesi pada sebuah buku atau gagasan ia akan amat bersemangat menceritakan itu pada semua orang. Cara bicaranya yang menarik, pilihan katanya yang runtut membuat dialog dengan Denny selalu cerdas dan berisi.
Banyak yang mengatakan, Denny itu cuma seorang pebisnis yang mencari uang. Ia tak punya ideologi sebagai alat perjuangan. Apapun akan dikerjakannya jika itu menghasilkan uang. Saya kira itu penilaian yang keliru.