DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Suroto: Matinya Perjuangan Kepentingan Buruh

image
Ilustrasi Buruh yang berjuang.

Pengojek online misalnya, mereka bekerja tanpa jaminan sosial, tanpa serikat, tanpa partisipasi pembuatan kebijakan perusahaan. Mereka juga harus menyerahkan modal dan tanggung biaya pemeliharaan serta tanggung resiko kerja tinggi di jalanan.

"Kemitraan" dan " Kolaborasi" adalah istilah untuk paling tragis yang tempatkan para buruh menjadi semakin buruk. Nasib mereka ditentukan oleh admin robotik yang setiap saat dapat memutus seluruh ruang hidup mereka setiap saat tanpa dapat menuntut.

Digital ekonomi tak hanya sisakan residu kemanusiaan, tak hanya aleniasi nilai tambah produk dari hasil kerja buruh, tapi singkirkan mereka jauh dari tanggungjawab perusahaan.

Baca Juga: Taslim Syahlan: Dalam Relasi Antarumat Beragama, Ada Beberapa Perilaku yang Jadi Pemicu Konflik

Organisasi buruh hari ini terlihat menjadi miskin isu perjuangan. Perjuangan buruh masih didominasi isu kuno seputar kenaikan gaji, perbaikan status buruh dari outsourching menjadi buruh tetap dan persoalan pemutusan hubungan kerja serta kasus lainya seperti pelecehan seksual di tempat kerja.

Persoalan mendasar isu perburuhan belum menyentuh substansi persoalan mendasar, seperti misalnya tuntutan kepemilikan saham bagi buruh (employee share ownership plan-ESOP), pengembangan koperasi bagi para buruh dan keluarganya, dan demokratisasi BUMN dan BUMD dan lain sebagainya.

Kita terlihat begitu tertinggal jauh di belakang dibandingkan dengan perjuangan buruh di luar negeri. Sebut saja misalnya Amerika Serikat yang kita tuduh sebagai negara kapitalis sekalipun.

Mereka sudah tuangkan regulasi tentang kepemilikan saham secara formal pada 1974. Bahkan tuntutan mereka saat ini sudah pada tahap Demokratisasi ESOP dengan tuntutan kepemilikkan saham untuk buruh sebesar 51 persen.

Baca Juga: Begini Klarifikasi Ustadzah Nadia, Qoriah yang Disawer Uang oleh Jamaah Pria di Pandeglang, Banten

Adagiumnya, perusahaan mencetak keuntungan berasal dari keringat mereka bukan hanya modal finansial. Menyerahkan seluruh keuntungan hanya pada pemilik modal finansial adalah pelecehan keamnusiaan.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait