Suroto: Matinya Perjuangan Kepentingan Buruh
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 06 Januari 2023 10:10 WIB
ORBITINDONESIA - Perjuangan buruh di Indonesia adalah perjuangan panjang yang melelahkan. Di era digital ekonomi yang katanya memberikan banyak peluang ekonomi, nasibnya ternyata semakin buruk.
Digititalisasi ekonomi mendorong proses informalisasi dan eksploitasi buruh dalam skala yang berkecenderungan semakin masif. Nasib mereka terhempas dari lintas bisnis modern.
Secara formal, saat ini ada 12 Konfederasi organisasi buruh di Indonesia. Terdiri dari 114 Federasi dan ribuan serikat pekerja.
Baca Juga: SMRC: Hanya 15,5 Persen Elektabilitas Jokowi Bila Kembali Jadi Calon Presiden
Jumlah buruh formal ada 48 juta orang dan ada 2,7 juta yang bergabung di Serikat Kerja. Jadi hanya ada 5,6 persen jumlah buruh formal yang bergabung di serikat pekerja.
Dari angka-angka tersebut terlihat bahwa gerakan serikat pekerja di Indonesia belum masif atau baru ada 5 orang dari 100 orang yang bekerja secara formal dan aktif memperjuangkan haknya secara kolektif.
Angka tersebut dalam sepuluh tahun belakangan mengalami penurunan anggota cukup signifikan. Dari sekitar 3,7 juta orang menjadi 2,7 juta orang. Sementara jumlah organisasinya semakin bertambah terus.
Proses informalisasi buruh dalam ekonomi serba digital saat ini juga terjadi semakin parah. Jumlah terus semakin banyak dan nasib semakin tidak jelas. Mereka terbuang dari kantor dan klesetan di trotoar jalanan.
Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Surganya Motor Indonesia (Planet Ban)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja informal mencapai 78,14 juta orang pada Februari 2021, naik 2,64 juta orang dibandingkan Agustus 2020 yang sebanyak 77,6 juta orang.