In Memoriam: TENTANG DIA YANG SETIA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 03 Januari 2023 13:29 WIB
Ia pun lega.
Sekitar 15 tahuh sebelumnya, ibunya ke Jakarta, dirawat di rumah sakit. Saya dikontak. Ibunya ingin bicara empat mata saja. Ibunya adalah kakak ibu saya.
“Den,” ujar wak Isa, demikian saya memanggilnya. “Tolong wak Isa. Wak Isa belum ikhlas wafat jika (menyebut nama) belum menikah. Tiga tahun lagi usianya 50 tahun, tapi masih belum ada jodoh.”
“Tolong Denny cari solusi.” Saya terdiam mendengar permintaan Wak Isa.
Agar wak Isa tenang dan memiliki semangat sembuh, saya katakan: “Baik Wak. Tapi Wak Isa harus semangat agar hadir dalam pernikahannya. “Ya, Insha Allah,” kata Wak Isa menjawab.
Saya pun menghubungi kakak tertua saya yang lebih bergaul. Saya meminta ia membentuk tim pencari jodoh. Kami pun membentuk tim. Setiap minggu tim laporan kepada saya.
Tim bekerja berbulan-bulan. Sekitar 5-7 wanita sudah dipertemukan dengannya. Sampai akhirnya ketemu jodoh dan menikah.
Sepuluh hari lalu, ia mengirimkan foto rumahnya. Ada dek di atap rumahnya yang langsung ke langit. Ia sering sholat di sana, di alam terbuka. Bermain dengan anaknya juga kadang di dek itu.
Kadang ia tidur di sana sambil melihat bintang, membuat puisi. Di masa kanak-kanak kami memang sering gelar tikar di rumput malam hari, tiduran melihat bintang.
Berkali-kali ia berterima kasih, karena saya membantunya memiliki rumah itu. Lagi dan lagi.