Global Warming dan Mangrove Dunia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 29 Juli 2022 14:16 WIB
Pemecahan rekor suhu udara tertinggi terjadi di benua Afrika. Tepatnya di Ourgla, Aljazair. Suhu udara di kota ini, nauzubillah panasnya, mencapai 51,3 derajat Celsius, 5 Juli lalu. Suhu setinggi itu membuat manusia dan spesies lain kelojotan seperti terpanggang bara api.
Direktur Earth and Environmental System Institute di Pennsylvania University, Prof. Michael E Mann, mengatakan: fenomena gelombang panas yang menghantam Amerika saat ini adalah bukti tak terbantahkan dari dampak global warming yang diperdebatkan para ahli lingkungan.
"Dampak perubahan iklim kini nyata. Kita melihat, semuanya terjadi dalam bentuk gelombang panas, banjir, kekeringan, dan kebakaran lahan. Kita merasakannya sepanjang bulan Juli ini," ujar Mann kepada CNN.
Senada dengan Mann, ilmuwan iklim dari Texas Tech University, Katharine Hayhoe, menganggap fenomena alam saat ini luar biasa.
Baca Juga: M. Alfan Alfian: Keluhan Umat Islam Terpinggirkan Secara politik, Tidak Relevan Lagi
"Dingin dan panas, basah dan kering, kita sudah biasa mengalami itu. Namun sekarang, perubahan iklim memberikan ketidakpastian, menimbulkan sejumlah realitas ekstrem, seperti gelombang panas dan hujan lebat yang kondisnya di luar perkiraan,” ujar Hayhoe.
Kondisi ekstrim suhu bumi tersebut, sudah lama diprediksi secara ilmiah. Penyebab utamanya pun sudah diketahui. Yaitu kadar gas rumah kaca – terutama gas karbon dioksida (karbon) – yang terus memekat di atmosfir bumi.
Gas karbon ini berasal dari pembakaran fossil fuel untuk kebutuhan energi penduduk bumi. Pada tahun 2019 saja, 84 persen kebutuhan energi penduduk bumi berasal dari fossil fuel seperti minyak bumi, batubara, dan gas alam. Hampir sebanyak itu pula, gas karbon – hasil pembakaran fossil fuel – mencemari atmosfir bumi.
Dampak pekatnya kadar gas karbon itu, udara panas yang terbang ke langit – karena terkurung “rumah kaca” atmosfir -- kembali ke bumi dan memanaskan udara globe. Jadilah, bumi makin panas dan iklim pun mengalami kekacauan. Itulah yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Lirik Dunia Tipu Tipu Yura Yunita, Lagu yang Berpesan Lewat Mata Menuju Hati