Islam Nusantara Anti Arab, Kata Siapa
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 28 Desember 2022 10:55 WIB
Islam Nusantara sama sekali tidak anti Arab. Justru Islam Nusantara sangat mengakomodir Arab.
Sebagai bukti, pesantren sebagai lambang dari Islam Nusantara, menggunakan kitab yang –kalau bisa dikatakan- semuanya menggunakan bahasa Arab.
Hanya saja agar memudahkan para santri dalam memahami kitab berbahasa Arab tersebut, maka para ulama Nusantara membuat metode “ngesahi” dengan menggunakan bahasa daerah di mana pesantren tersebut berada.
Sebagai contoh, mayoritas pesantren-pesantren salaf di Jawa menggunakan metode utawi iki iku untuk membaca sekaligus memahami kitab berbahasa Arab.
Baca Juga: Mengenal Ukuran Badai Siklon Tropis, Kecepatan, Diameter hingga Potensi Wilayahnya
Selain untuk memahami makna dalam kitab tersebut, penggunaan metode tersebut juga memudahkan para santri untuk belajar ilmu tata bahasa Arab atau sering disebut ilmu Nahwu.
Sebagai contoh, ketika guru membaca utawi, itu menunjukkan berarti kata tersebut kedudukannya sebagai mubtada’, iku berarti menjadi khabar, apa menjadi fa’il atau naibul fa’il, ing berarti menjadi maf’ul bih dan masih banyak lainnya.
Selain itu, tahlilan, barzanzian, diba’an, yang identik dengan Islam Nusantara semuanya juga menggunakan zikir-zikir yang masih dalam keadaan aslinya, yaitu dalam bahasa Arab.
Patut diketahui bahwa Islam Nusantara bukanlah untuk mengubah doktrin-doktrin dasar Islam. Ia hanya memberikan corak yang sesuai dengan budaya Nusantara.