DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Heru Margianto: Mungkinkah Kita Mengikuti Yesus Tanpa Harus Menganut Agama Kristen

image
Petrus dan Andreas saat menjala ikan dan bertemu Yesus

ORBITINDONESIA - Anda tidak perlu setuju dengan saya. Saya pun tidak butuh disetujui. Setujuilah jalan Anda sendiri karena jika Anda masuk ke kedalaman jiwa, tidak pernah ada jalan yang sama meski kita menuju arah “pulang” yang sama.

Tulisan ini tidak mewakili institusi manapun atau agama apapun. Ini hanya catatan seorang pejalan hina dina yang mencoba mencari “jalan pulang” di gelapnya malam yang bertaburan bintang-bintang.

Begini, mungkinkah kita bicara tentang Yesus tanpa melibatkan kekristenan? Mungkinkah kita mengikuti Yesus dan menimba kebajikan hidup dari ajaran-Nya tanpa harus menjadi orang beragama Kristen, baik Protestan maupun Katolik?

Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Bank Capital Indonesia Tbk

Yesus bukan orang Kristen. Yesus adalah orang Yahudi. Kata Kristen baru muncul setelah Yesus wafat. Oleh para pengikutnya, Yesus diimani sebagai Kristus yang artinya “Yang diurapi”, Raja, Sang Juruselamat. Kristen artinya pengikut Kristus.

Perjalanan sejarah selama 2.000 tahun ini kemudian “mengkerangkeng” Yesus seolah-olah ia hanya milik orang beragama Kristen. Jika ingin menjadi pengikut Yesus maka orang harus menganut agama Kristen.

Bisakah menjadi pengikut Yesus, menimba kebajikan hidup daripada-Nya dan menjadikan sosok serta ajaran-Nya sebagai panduan hidup tanpa harus menjadi orang beragama Kristen?

Kenapa tidak? Yesus tidak mendirikan agama tertentu dan mengeksklusifkan dirinya bagi para pemeluk agama itu. Yesus datang untuk semua orang.

Baca Juga: Piala AFF 2022 : Laos Melawan Singapura, The Lion Raih Kemenangan Keduanya Atas Thim Xad

Maka, kita tidak perlu menjadi penganut agama Kristen untuk mengikuti jalan terang kehidupan yang dijajarkan-Nya.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait