DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu, Film Layar Lebar Pertama Berdasarkan Puisi Esai

image
Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu.

Oleh Denny JA

ORBITINDONESIA - Data itu datang dari riset PEW Research Center tahun 2012. Sebanyak 67 persen populasi menyenangi musik dan film.

Jika kita memiliki gagasan yang mencerahkan, dan ingin gagasan itu sebanyaknya menyentuh publik luas, maka sampaikanlah gagasan itu lewat musik dan film.

Bulan desember sejak tahun 2022 ini dicanangkan Komunitas Puisi Esai sebagai bulan puisi esai. Berbagai  komunitas puisi esai dari Aceh hingga Papua di bulan Desember ini beramai- ramai menuliskan kesaksiannya mengenai masalah ketidak adilan, pelanggaran hak asasi manusia, melalui puisi esai.

Baca Juga: Konflik Suku Asli Lampung vs Pendatang Bali 2012 dalam Puisi Esai Denny JA

Di bulan Desember 2022 ini juga, Studio Denny JA menanda tangani kerja sama  memproduksi film berdasarkan puisi esai. Hari Rabu 7 Desember 2022, Direktur Utama Produksi Film Negara, Dwi Heriyanto dan tim intinya bersama saya, Denny JA dan tim inti, menyusun rencana makro.

Bagus sekali jika PFN selaku wakil budaya dari pemerintah RI ikut menjadi fasilitator yang menumbuhkan inisiatif para kreator masyarakat melahirkan film yang mencerahkan.

Disepakati film kerja sama ini berjudul Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu. Skenario film ini dikembangkan dari puisi esai Denny JA berjudul Kutunggu di Setiap Kamis.

Baca Juga: Fan Sepak Bola Nyanyi Berbau Kebencian, FIFA Jatuhkan Sanksi Denda kepada Kroasia

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait