Konflik Primordial Berdarah di Maluku 1999 Sampai 2002 dalam Puisi Esai Denny JA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 03 Desember 2022 08:06 WIB
Banyak orang yang tidak bisa beranjak dari cengkeraman kepahitan konflik masa lalu. Mereka terperangkap dalam lingkaran keinginan untuk membalas dendam kepada kelompok yang menjadi penyebab penderitaannya.
Baca Juga: Denny JA: Budaya Betawi Perlu Diterjemahkan ke Pola Pikir Zaman Kini Jika Mau Bertahan
Mereka tidak dapat memaafkan (forgive) para pelaku dan juga tidak dapat melupakan (forget) semua duka dan derita yang telah ditimpakan kepada dirinya. Pada tahap ini, upaya untuk melihat ke depan atau perdamaian menjadi jalan buntu.
Maka pada situasi kebuntuan ini, seakan-akan kita diingatkan kembali kepada manusia dan kemanusiaannya. Perdamaian adalah memanusiakan kembali manusia. Konflik telah membuat manusia kehilangan kemanusiaannya. Kepala dipancung, jantung lawan kalau perlu dimakan, badan lawan dicincang-cincang.
Ini bukanlah perbuatan manusia yang kita pahami selama ini. Pada situasi ini saya kutip satu falsafah yang digunakan juga dalam upaya perdamaian di Afrika Selatan, yaitu falsafah “Ubuntu”.
Bunyinya sebagai berikut dalam bahasa Nguni “umuntu ngumuntu ngabantu motho kemotho ba batho ba bangwe” atau “a human being is a human being because of other human being”. Menarik, manusia menjadi manusia karena ada manusia lainnya.
Baca Juga: 25 Kisah Konflik Primordial di Lima Wilayah dalam Buku Puisi Esai Denny JA
Pada akhirnya kita harus mengkonkretkan nilai memanusiakan kembali manusia ini dalam bentuk suatu aksi nyata, yaitu dengan cara membangun kembali dan menata kembali kebersamaan atau “togetherness”.
Kebersamaan adalah inti dari perdamaian. Kebersamaan adalah hal yang harus diwujudkan terlebih dahulu mengatasi (beyond) upaya “memaafkan/forgiveness” dan bahkan “keadilan/justice”.
Ini memang pandangan yang agak di luar kelaziman yang ada selama ini, di mana ketika melakukan upaya perdamaian semua sibuk dengan upaya forgiveness dan upaya mewujudkan keadilan.