APBN Sehat dengan Subsidi Sepeda Motor Listrik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 02 Desember 2022 14:05 WIB
Oleh: Dr. H.M. Amir Uskara, Anggota DPR RI/Ketua Fraksi PPP
ORBITINDONESIA - Subsidi BBM terus meningkat. Mahalnya minyak dan gas akibat perang Rusia-Ukraina, tak hanya menaikkan subsidi BBM, tapi juga mempersulit “ruang gerak” pasar BBM.
Ini menyebabkan terganggunya rantai pasok. Dampaknya, banyak negara menjerit. Karena harga BBM tinggi dan sulit mendapatkannya di spot market.
Indonesia sebagai negeri importir BBM mengalami nasib seperti di atas. Subsidi BBM menekan APBN. Tahun 2021, misalnya, subsidi BBM mencapai Rp 152 Trilyun. Tahun 2022, naik sampai Rp 502 Trilyun. Kenaikannya tiga kali lipat lebih.
Baca Juga: Mengenal Kue Lontar, Makanan Khas Papua yang Nampak Seperti Pie Susu, Cocok Untuk Semua Kalangan (1)
Padahal pemerintah sudah mengurangi subsidi BBM. Harga pertalite, misalnya, yang semula disubsidi Rp 7000 perliter, sudah dipangkas jadi Rp 3000 perliter. Begitu pula subsidi solar dan gas. Pemakaian BBM bersubsidi ini jelas sangat membebani APBN.
Dunia belum tahu, kapan krisis Rusia-Ukraina berhenti. Jika krisis berlanjut – apalagi jika Rusia makin meningkatkan serangannya ke Ukraina dan Barat terus membantu Ukraina – niscaya eknomi global makin terpuruk. Krisis energi di dunia akan tambah parah.
Indonesiaa sudah mencoba mengatasi krisis energi tersebut. Salah satunya, yang belum lama ini digagas, adalah memberikan kompor induksi gratis kepada masyarakat.
Sebetulnya, ini gagasan yang baik. Ini untuk membiasakan masyarakat menggunakan tenaga lisrik saat memasak, yang itung-itungannya lebih murah ketimbang memakai BBM.
Baca Juga: Denny JA: Ayo Tuliskan Kesaksianmu, PUBLIKASI atau DILUPAKAN