Ganda Situmorang: Jerat Politik Identitas Mengintai Indonesia, Kepemimpinan Jokowi Selalu Diganggu
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 09 November 2022 10:45 WIB
Sampai disini Khadafi aman tak diganggu oleh Barat. Lalu malapetaka bagi Libya dimulai ketika Khadafi mulai menjual minyak Libya menggunakan mata uang sendiri, bukan US Dolar! Langkah ini mengusik status Petrodolar dan mengancam hegemoni Barat.
Apa itu Petrodolar? Barat leluasa mencetak uang kertas dengan tulisan "In God We Trust!" berkat status petrodolar sejak era OPEC 1973.
Semua transaksi memakai USD, sehingga berapapun Barat mencetak uang kertasnya, nilai USD akan tetap tinggi karena captive market dari transaksi petrodolar, oleh seluruh dunia. Berapapun Barat berutang ke luar negeri, maka solusinya mencetak uang.
Untuk mendukung status ini, Barat mengandalkan dominasi militer, gaya cowboy Texas, hukum rimba. Siapa yang terkuat dia yang berkuasa. Maka industri senjata Barat berkembang seiring status petrodolar.
Baca Juga: Fakta Unik Kucing Bengal, Jenis Kucing Terpintar Dibanding Ras Kucing Lainnya
Jadi sangat sederhana bahwa kekuatan pondasi ekonomi Barat adalah status petrodolar dan industri senjata. Maka krisis dan perang harus diterus dikondisikan di seluruh belahan dunia sebagai pasar industri senjata Barat.
Kemudian turunannya adalah industri propaganda yang dimotori Hollywood dan media massa, dan berbagai industri hilir sebagai pelengkap budak konsumerisme seperti elektronik, automotif, fashion, dan lain sebagainya.
Kembali ke kisah Khadafi di Libya. Pada akhirnya kekuasaannya berakhir dramatis. Dengan kekuatan media Barat, rakyat Libya dihasut terus menerus oleh berita hoaks. Ditambah segelintir kaki tangan yang selalu memancing kerusuhan massa.
Sebagai pamungkas, Barat membuat tuduhan palsu bahwa Khadafi mendukung teroris. Pada akhirnya banyak rakyat Libya yang percaya Khadafi adalah pemimpin buruk dan jahat.
Baca Juga: Apa Alasan Sebenarnya Pangeran MBS Penjarakan lebih dari 20 Pangeran Arab Saudi