Ganda Situmorang: Jerat Politik Identitas Mengintai Indonesia, Kepemimpinan Jokowi Selalu Diganggu
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 09 November 2022 10:45 WIB
Kebijakan-kebijakan Jokowi yang Indonesia sentris telah mengusik zona nyaman dan kepentingan status quo Barat. Sejak hari pertama Jokowi di Istana praktis tiada hari tanpa hoaks dan gangguan berbagai proxy Barat. Hal ini berlangsung hingga detik ini.
Hoaks dibalas dengan fakta. Caci maki dan hujatan palsu diganjar surat pernyataan di atas materai. Faktanya populasi kelompok penghujat Jokowi tetap eksis. Mereka tidak peduli seberapa baik kinerja Jokowi.
Tujuan mereka hanya satu. Memutarbalikkan fakta dan melabelkan Jokowi sebagai pemimpin buruk bagi umat Islam. Tujuan akhir Indonesia bisa kembali jadi negara bancakan seperti Libya, Suriah, Pakistan, dan lain lain. Daftarnya sungguh panjang.
Nah disini kata kuncinya! Strategi Barat di Indonesia adalah dengan politik identitas agama mayoritas Islam!
Baca Juga: Gara gara Birokrasi Kacau, 80 Mahasiswa Penerima Beasiswa Kemenag RI Terlantar di Australia
Sekarang kita bahas sedikit contoh negara Libya. Libya sebuah negara Arab Islam di Timur Tengah tepatnya Afrika bagian utara.
Selama masa kepemimpinan Presiden Moamar Khadafi. Libya adalah salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di kawasan. Negaranya sejahtera dari hasil minyak bumi. Salah satu anggota OPEC.
Berikut contoh program pro rakyat Khadafi: Air bersih dan listrik gratis; Biaya sekolah hingga perguruan tinggi gratis. Biaya kesehatan gratis. Semua barang - barang harga murah.
Rakyat boleh beli apa saja bahkan mahasiswa diberikan uang saku. BBM sangat muraaah, Pemerintah bangun tangki-tangki air raksasa di padang gurun. Gaya kepemimpinan Khadafi dan Jokowi sangat mirip, transformatif dan nasionalis.
Baca Juga: Nasihat di Video Tiktok Viral: Kalau Mau BANYAK REZEKI Maka PERBANYAK ...