Datangnya Era Melukis dengan Artificial Inteligence
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 04 November 2022 07:55 WIB
![image](https://img.orbitindonesia.com/202312280502191345872294.jpeg)
Di tahun 1990, lukisannya berjudul The Portrait of Dr. Gauche, terjual dengan harga USD 85 juta. Itu sama dengan Rp1,2 trilyun.
Sejak lama saya menggandrungi Van Gogh. Sejak bersekolah di Amerika Serikat, saya mencari poster lukisannya di berbagai toko seni.
Saya menyenangi gaya lukisan Van Gogh, yang sering disebut dengan genre ekspresionisme. Dalam gaya ini, yang dilukis tak hanya realitas fisik sebuah objek, tapi juga emosinya, gairahnya, gejolak batinnya.
Emosi itu terasa dalam lukisan melalui tarikan kuas, permainan warna.
Di kemudian hari Van Gogh dianggap sebagai bapak ekspresionisme. Lukisannya menggunakan warna untuk mengekspresikan perasaan, emosi, dan suasana hati.
Baca Juga: Denny JA: Krisis Ekonomi Sering Menjadi Ibu Kandung Krisis Politik
Lukisan Van Gogh juga lebih menggunakan simbolisme, lebih abstrak dibandingkan lukisan realisme atau fotografis yang populer saat itu.
-000-
Di tahun 2022 ini, saya banyak berkenalan dengan aplikasi lukisan, dengan bantuan artificial inteligence.