PDI Perjuangan dan Golkar Memimpin Sementara, Walau Pro Syariat Islam Jadi Hukum Negara Meningkat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 01 November 2022 18:26 WIB
Dua aktor utama yang dikenal luas bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 adalah Airlangga Hartarto dan Luhut Panjaitan. Mereka dikenal sebagai tokoh Golkar.
Alasan kedua, Golkar masih unggul, karena publik optimistis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik. Publik yang menyatakan ekonomi rumah tangga mereka tahun depan lebih baik berada di atas 60 persen.
Menteri Koordinator Ekonomi adalah Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar.
Alasan ketiga, Golkar masih unggul, Golkar dan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto muncul sebagai game changer/trendsetter melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lahirnya KIB mengubah tren politik.
Bagian 2: Pertumbuhan Pro-Syariat Islam
Publik yang pro syariat Islam sebesar 12.5 persen. Hal ini didapat dari pertanyaan, jika ada sekelompok orang/golongan memberi aspirasi mereka dengan menyarankan ideologi Pancasila diganti syariat Islam sebagai panduan hukum berbangsa dan bernegara, seberapa setuju Ibu/Bapak dengan hal tersebut.
Publik yang menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 12.5 persen. Publik yang menyatakan sangat tidak setuju/tidak setuju sebesar 77.8 persen, dan 9.7 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Publik yang pro syariat Islam terus naik angkanya. Dengan pertanyaan yang sama di tahun 2012, publik yang pro syariat Islam berada di angka 5.6 persen.
Lima tahun kemudian, di tahun 2017, angkanya menjadi 9.3 persen. Sekarang di tahun 2022, angkanya menjadi 12.5 persen.
Kita bedah data tahun 2022 ini. Dilihat dari segmen pendidikan, semakin rendah pendidikan, semakin tinggi pro syariat Islam.