Mengambil Pelajaran dari Kasus Hoax Ijazah Palsu Jokowi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 19 Oktober 2022 13:53 WIB
Harap tahu: orang semacam BT, Sugik Nur, dan Tifa jumlahnya tak sedikit. Pada kampanye Pilpres tahun 2019, kelompok orang yang membenci Jokowi dan memproduksi hoax banyak sekali.
BT salah satunya. Dan saat itu BT menjadi salah seorang tokoh perlawanan terhadap Jokowi.
Dari kasus BT, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dalam kehidupan. Pertama soal kebencian. Kebencian seseorang terhadap orang lain, berakibat si pembenci memproduksi kebohongan atau hoax untuk menjatuhkan orang yang dibencinya.
Kedua soal dendam. Dendam mengakibatkan seseorang tak pernah ayem hatinya. Seperti halnya kebencian, dendam pun menjadi pemicu munculnya hoax.
Baca Juga: Lampung Bergerak Berantas Mafia Tanah yang Bengis
Ketiga, iri. Iri adalah penyakit hati yang membuat penderitanya tak pernah hidup tenang. Sikap iri menyimpan api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar rumah kehidupan bersama.
Dari gambaran di atas, hoax ijazah palsu Jokowi jelas tidak berdiri sendiri. Hoax tersebut berkelindan dengan peristiwa-perisiwa politik sebelumnya. Karena 2022 sudah memasuki tahun politik, maka hoax yang sama pun kembali bermunculan.
Bagi produsen hoax, Jokowi yang sudah selesai masa jabatannya tahun 2024, tetap masih menjadi figur yang sangat berpengaruh dalam kancah politik nasional.
Pinjam istilah Fachry Ali – figuritas Jokowi melebihi partai politik mana pun yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Keren, Heru Budi Hartono Usut Dugaan Pungutan Liar Pembebasan Lahan di Bambu Apus