DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pesan Untuk dr Tifauzia Tyassuma: Driyarkara Tidak Mengajarkan Kebohongan Tapi Cinta Kasih

image
Kebenaran tentang dr Tifauzia Tyassuma yang tak pernah lulus doktor dari STF Driyarkara

Pertama; Sebagai sebuah lembaga pendidikan Katolik yang kredible dan yang menjunjung tinggi nilai kedisplinan, keadilan dan kebenaran melalui kekritisan dan kecerdasan berpikir; STF Driyarkara tidak pernah mengajarkan para mahasiswa dan mahasiswinya untuk menyebarkan kebohongan dan kebencian.

Apalagi kebanyakan yang menjadi mahasiswanya adalah calon tokoh agama Katolik yang wajib mengedepankan kebenaran dan kebaikan dalam seluruh karya pelayanan mereka.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Katolik, maka seperti di fakultas Filsafat dan Teologi lainnya, STF Driyarkara selalu menitikberatkan soal pendewasan pribadi, nilai-nilai moral dan etika bagi para terdidiknya ketika sudah berkarya dan berada di tengah-tengah masyarakat (bdk. Pernyataan Tentang Pendidikan Kristen-Gravissimum Educationis no. 1, 2, 7 & 8).

Baca Juga: Harapan Rizky Billar Usai Drama Rumah Tangga dengan Lesti Kejora

Kedua; Nama Driyarkara tidak sekedar “tempelan”. Nama yang diberikan untuk lembaga pendidikan tersebut dengan harapan agar seluruh komponen di dalam institusi pendidikan tersebut (Dosen, Mahasiswa, Staf) mendalami, menghayati dan menghidupi semangat dari nama tersebut dalam seluruh kehidupan dan karyanya.

Menggunakan nama Driyarkara bukan semata karena Driyarkara adalah seorang filsuf kawakan, tetapi lebih dari itu karena Beliau menjadi inspirasi dari kebenaran yang terus dicari dan diperjuangkan untuk kebaikan bersama.

Nama itu menjadi spirit dan melekat dalam diri siapapun yang sedang maupun sudah menyelesaikan studinya di lembaga tersebut untuk mewartakan dan memperjuangkan kebenaran.

Ketiga; Driyarkara dan Pancasila. Sebagai seorang Indonesia sejati; Driyarkara telah memberikan sebuah pemahaman baru terhadap bangsa Indonesia untuk semakin mencintai Pancasila.

Baca Juga: Usai Lakukan KDRT ke Lesti Kejora, Rizky Billar: Menyesal

Ketika merefleksikan Pancasila sebagai dalil filsafat dalam konteks kehidupan manusia sehari-hari maka Pancasila itu ditemukan dalam kehidupan manusia yang ada dan bersama dengan yang lain.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait