Indra Iskandar: Dunia Menunggu Komitmen Energi Hijau Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 13 Oktober 2022 09:36 WIB
Dan ini yang harus dicatat: Indonesia adalah negeri yang punya potensi terbesar untuk “menyelamatkan bumi” karena kekayaan energi baru dan terbarukan (EBT)-nya.
Pemakaian EBT di Indonesia akan berdampak besar pada pengurangan emisi karbon di atmosfir. Kita tahu, EBT Indonesia tersimpan dalam bentuk energi “panas bumi, air (PLTA), organik (minyak sawit), angina (tanaga bayu), dan gelombang laut.”
Itulah sebabnya, dalam kondisi dunia yang cemas menghadapi global warming, kini “the world eye” tertuju kepada Indonesia.
Pada sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali, Maret 2022 lalu, misalnya, terasa sekali harapan parlemen dunia terhadap Indonesia untuk menjadi “garda depan” dalam mengatasi global warming.
Baca Juga: Alami Gangguan Kesehatan Mental ? Segera Konsultasi ke Psikiater Atau Psikolog
Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Urusan Iklim atau Global Warming, John Kerry, misalnya, dalam Tri Hita Karana Forum Climate Road to G20 Dialogue yang berlangsung secara daring, 1 September 2022, menyatakan harapan besarnya kepada Indonesia.
Indonesia punya potensi besar – kata John Kerry – untuk mengurangi emisi karbon dunia. Lebih jauh Kerry menjelaskan, pengurangan emisi karbon ini punya potensi besar untuk bisnis masa depan.
Perubahan iklim dan dampaknya terhadap masa depan dunia, menurut Kerry, bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Tapi harus menjadi motivasi untuk mendorong transformasi bisnis yang mengarah ke pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Kerry mengungkapkan, beberapa bisnis EBT yang kini tumbuh pesat di AS, adalah kendaraan listrik, pompa kalori (heat pump) untuk pemanas air, dan tenaga fusi.
Baca Juga: Indonesia Berharap Dapat Angkat Isu Ketahanan Energi di CICA Summit