Indra Iskandar: Mobil Listrik dan Global Warming
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 10 Oktober 2022 18:30 WIB
Tapi sekarang, biaya untuk pemasangan solar cell yang cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga, hanya 30-an juta rupiah.
Biaya tersebut mencapai break even point (BEP) dalam 7 tahun. Artinya setelah 7 tahun, rumah tersebut nyaris tak bayar lisrik. Padahal rata-rata orang menempati rumah sampai 30-an tahun. Bahkan lebih.
Di daerah terpencil, seperti pegunungan, dan pantai -- PLN pun bisa membuat stasiun pengisian batere dengan sumber energi surya dan energi angin yang bersih.
Artinya, batu bara – setelah majunya teknologi sel surya dan kincir angin – sudah bisa ditinggalkan. Dengan demikian, emisi karbon di stasiun-stasiun pengisian batere adalah nol. Yakinlah, kondisi tersebut akan tercapai dalam waktu dekat.
Baca Juga: Sejarah World Federation For Mental Health, Berikut Tema Setiap Memperingati 10 Oktober
Lalu, mobil lisrik mahal? Sekali lagi, lompatan teknologi batere listrik, metalurgi, serat karbon, plastik, dan lain-lain – niscaya akan mengatasi mahalnya harga mobil listrik tersebut.
Mungkin sekarang mobil listrik masih mahal. Tapi sepuluh tahun ke depan, berkat kemajuan teknologi, harganya niscaya makin murah.
Apalagi kebutuhan manusia akan lingkungaan yang bersih dan nonpolusi untuk mencegah peningkatan suhu bumi sangat mendesak.
Itulah tantangan umat manusia untuk menyelamatkan bumi dari “serangan” globalh warming. We are the world – kata ”raja rock” Michael Jackson.***