Tuan MH Manullang, Wartawan Pejuang Layak Jadi Pahlawan Nasional
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 16 Juli 2022 16:10 WIB
Pada masa-masa mengelola sekolah itulah Tuan MH bergaul dengan para pejuang seperti Abdul Muis di Bandung, Agus Salim di Batavia dan HOS Tjokroaminoto di Surabaya.
Cakrawala Tuan MH sudah luas, menyadari bahwa kesadaran kebangsaan harus bersama-sama dibangkitkan semua kalangan, nasionalisme lepas dari ikatan primordial.
Tahun 1916 dia kembali ke Tanah Batak. Tahun 1917 mendirikan sekolah berbahasa Inggris di Balige. Tahun 1920 mendirikan Soara Batak, melawan ekpansi agraria penjajah.
Soara Batak dibredel (1922), Tuan MH dipenjarakan di Cipinang 1922-1923. Setelah bebas, dia terus berjuang.
Baca Juga: Teka Teki MPLS: Apa Artinya Buah Dad Say Yes? Ternyata Jawabannya Ini
Pun di zaman Kempetai Jepang, Tuan MH 1942 dia dipenjarakan 1 tahun 3 bulan di Tarutung. April 1949 juga dipenjarakan penjajah NICA.
Jadi komplit, dia dipenjarakan tiga penjajah yang berbeda: Belanda, Jepang, dan NICA.
Perintis Kemerdekaan
“Perjuangan panjang MH Manullang, sudah diapresiasi pemerintah, dengan tiga kali mendapat penghargaan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu tahun-tahun 1948, 1958 dan 1967. Maka kita sebagai bangsa yang menghargai jasa pahlawan, sudah selayaknyalah memberi gelar pahlawan nasional kepada Tuan MH – Level yang sesuai untuknya,” tandas Prof Dr Asvi Warman Adam.