Syaefudin Simon: Dr. (HC) M Habib Chirzin, Sang Midas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 24 September 2022 17:25 WIB
Habib bisa melihat jauh ke depan dari setiap peristiwa yang dilihat atau setiap benda yang disentuhnya. Ia 'berfilsafat" untuk setiap tindakannya.
Bagi Habib, kesadaran filsafat untuk setiap "aksi" seharusnya menjadi pegangan umat beragama. Karena tak ada gerak apa pun -- termasuk daun yang yang jatuh dari tangkainya -- tanpa kehendak Allah.
Itulah pentingnya ngaji filsafat. Allah adalah Yang Maha Filsuf, ujarnya.
Baca Juga: Jadi Ancaman Baru, Ilmuwan Sebut Virus Khosta 2 Semakin Ganas Jika...
Aku mengagumi Habib pertama kali sejak mendengar ceramahnya di " Ramadhan in Campus" Gelanggang UGM tahun 1980 ketika masih kos di rumah Pak AR Fachrudin, ketum PP Muhammadiyah saat itu, di Jln. Cikditiro 19 A Yogya.
Tempat kostku sangat dekat dengan Gelanggang Mahasiswa UGM, sehingga hampir tiap malam aku terawih di Gelanggang.
Saat mendengar ceramah Habib, yang terbersit di pikiranku, dia pastilah orang pinter yang luar biasa.
Penguasaan bahasa Arab dan Inggrisnya luar biasa sehingga aku menduga saat itu, Habib akan menjadi Sekjen PBB, atau setidaknya menjadi diplomat internasional yang mengembangkan etika global.
Dugaanku benar. Meski Habib tidak menjadi Sekjen PBB, kegiatan Habib di tahun-tahun 1980-1990 - an akhir adalah wira-wiri antara London, Paris, New York, Bangkok, Manila, Jakarta, dan kota-kota besar dunia yang lain.