Catatan Denny JA: Gagasan, Minyak, dan Momentum
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 12 Agustus 2025 06:17 WIB

Namun lima dekade kemudian, di tahun 2025, mereka melipatgandakan produksinya, sementara kita merosot separuh.
Kini kita berdiri di persimpangan sejarah: apakah kita akan membiarkan penurunan itu terus berlanjut? Atau kita mengambil langkah berani untuk membalik arah?
Kesempatan kedua seperti ini jarang datang. Dan kali ini, tiga kekuatan besar membuatnya jauh lebih mungkin terwujud daripada sebelumnya.
Baca Juga: Catatan Hamri Manoppo: Denny JA dan Peluang Nobel Sastra, Dari Puisi Esai Menuju Pengakuan Global
1. Mandat Politik Tertinggi
Berulang kali, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk kemandirian energi.
Mandat dari pucuk pimpinan negara begitu tegas: kedaulatan energi adalah prioritas nasional. Semua roda birokrasi, regulasi, dan kebijakan kini diarahkan ke satu tujuan yang sama.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Berapa Banyak Lagi Kematian yang Kau Tunggu?
2. Revolusi AI dalam Industri Migas
Kita hidup di era di mana Artificial Intelligence mampu membaca data seismik, memprediksi cadangan, mempercepat pengeboran, hingga mengelola risiko hukum.
Di Amerika Serikat, integrasi AI telah memangkas biaya, mempercepat temuan, dan meningkatkan hasil. Indonesia bisa menirunya.
Baca Juga: Denny JA Menyediakan Dana Abadi untuk Puisi Esai
AI bukan hanya alat pencari ladang baru, tetapi juga pengoptimal sumber yang sudah ada.