Catatan Diskusi KSTI di ITB: Tren Teknologi Pertahanan 10–20 Tahun ke Depan, Antisipasi Strategis bagi Indonesia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 11 Agustus 2025 02:10 WIB

Implikasi bagi Indonesia, kita perlu memperkuat BSSN dan unit cyber command TNI untuk operasi defensif dan ofensif, serta mengadopsi teknologi enkripsi tahan-kuantum untuk komunikasi strategis militer.
Kesimpulan
Dalam 10–20 tahun ke depan, tren teknologi pertahanan akan membawa peperangan ke tingkat kecepatan, kompleksitas, dan keterhubungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bagi Indonesia, antisipasi bukan hanya soal membeli teknologi, tetapi membangun ekosistem R&D pertahanan yang mandiri, memperkuat kerja sama strategis, dan menyiapkan SDM militer-sipil yang menguasai teknologi lintas domain.
Baca Juga: Pakar Polimer ITB, Ahmad Zainal Abidin: Galon Polikarbonat Aman Digunakan dan Ramah Lingkungan
Keunggulan masa depan tidak hanya diukur dari jumlah alutsista, tetapi dari kemampuan beradaptasi dan mengintegrasikan teknologi dengan strategi pertahanan nasional.
*Catatan Pemimpin Redaksi Majalah Pertahanan ARMORY REBORN, Satrio Arismunandar, sebagai salah satu panelis pada diskusi di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi,” 7-9 Agustus 2025, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung. Kontak: 0812-8629-9061. ***