DECEMBER 9, 2022
Internasional

Hanya 73 Truk Bantuan Pangan Memasuki Gaza Saat Kelaparan Kian Meluas

image
Rakyat Palestina di Gaza yang terancam kelaparan (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Kantor Media Pemerintah di Gaza, Minggu, 27 Juli 2025, melaporkan hanya 73 truk bantuan kemanusiaan yang berhasil memasuki Jalur Gaza, Palestina, dalam 24 jam terakhir di tengah kelaparan yang semakin meluas akibat blokade Israel yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Dalam pernyataannya, kantor tersebut menyatakan bahwa krisis kemanusiaan telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan sedikitnya 133 orang – termasuk 87 anak-anak – meninggal dunia karena kelaparan sejak dimulainya perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, wilayah kantong yang hancur lebur akibat kebiadaban militer Zionis itu.

Kantor tersebut menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan dan kelaparan di wilayah Gaza. "Kelaparan menyebar dengan sangat cepat dan kini berdampak pada seluruh populasi Gaza, termasuk 1,1 juta anak-anak," tulis pernyataan tersebut.

Baca Juga: Kapal Bantuan "Handala" Dicegat Israel Saat Berlayar ke Gaza, Penumpangnya Akan Dideportasi

Meskipun sejumlah negara dan organisasi internasional telah mengumumkan rencana pengiriman ratusan truk bantuan ke Gaza, hanya 73 truk yang benar-benar tiba. Sebagian di antaranya, menurut pernyataan itu, mengalami penjarahan atau terhalang di bawah pengawasan ketat Israel.

Kantor media itu juga melaporkan bahwa terdapat tiga pengiriman bantuan melalui udara, namun total muatan ketiganya hanya setara dengan dua truk bantuan.

Bantuan udara tersebut justru mendarat di "zona merah", yaitu area pertempuran aktif yang telah ditandai di peta militer Israel, di mana warga sipil tidak bisa mengambil bantuan secara aman.

Baca Juga: Gaza Dibiarkan Kelaparan, Saat Barat Gagal Akhiri Tragedi Kemanusiaan Bangsa Palestina

"Yang terjadi saat ini adalah sebuah lelucon," lanjut pernyataan itu, seraya menuding komunitas internasional turut berperan melalui "janji-janji palsu" dan "informasi menyesatkan" yang berasal dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Pihak Gaza kembali menyerukan agar semua penyeberangan perbatasan dibuka tanpa syarat, serta menuntut masuknya makanan, air bersih, dan susu formula bayi secara segera.

Otoritas Palestina menyatakan bahwa Gaza membutuhkan sedikitnya 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduknya.

Baca Juga: Di Tengah Kelaparan di Gaza, Kaum Sayap Kanan Ekstrem Israel Melihat Mimpi Jadi Kenyataan

Pada hari yang sama, Israel mengumumkan rencana jeda pertempuran secara lokal dan sementara untuk memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor aman yang telah ditentukan, setelah puluhan warga Palestina tewas akibat kelaparan di wilayah yang diblokade itu.

Sementara itu, Yordania menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan tiga kali pengiriman bantuan udara ke Gaza bekerja sama dengan Uni Emirat Arab.

Krisis kelaparan di Gaza kini telah berkembang menjadi bencana kemanusiaan.

Baca Juga: Paus Leo XIV Ingatkan Gaza Dihancurkan oleh Kelaparan dan Hadapi Kematian

Rekaman yang beredar menunjukkan warga dalam kondisi sangat kurus, beberapa di antaranya hanya tinggal kulit dan tulang, jatuh pingsan akibat kelelahan, dehidrasi, dan kelaparan berkepanjangan.

Israel telah memberlakukan blokade atas Gaza selama 18 tahun, dan sejak 2 Maret 2024, seluruh jalur penyeberangan ditutup sepenuhnya. Tindakan rezim Zionis yang didukung Amerika Serikat ini telah memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Meski mendapat tekanan dari dunia internasional untuk menghentikan agresi, militer Israel tetap melanjutkan serangan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump: Israel Harus Tentukan Sikap Setelah Genjatan Senjata Gaza Gagal

Hampir 60.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pemboman tanpa henti itu telah meluluhlantakkan Jalur Gaza dan menyebabkan kelangkaan pangan.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Baca Juga: Volker Turk: Lebih dari 300 Staf PBB di Gaza Tewas Sejak Awal Agresi Israel

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas agresi militer terhadap wilayah tersebut.***

Halaman:

Berita Terkait