Framing Percepatan Pelabelan BPA Pada Galon Guna Ulang Tidak Rasional
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 15 Juli 2025 02:54 WIB

“Ini seharusnya yang menjadi perhatian para LSM. Apalagi para pengguna air isi ulang ini kebanyakan kaum menengah ke bawah. Jadi, sebagai LSM, ya perhatikan lah masyarakat bawah juga agar mengonsumsi air minum yang steril. Jadi jangan tebang pilih,” katanya.
Terkait dengan AMDK galon guna ulang, menurut Erik, itu tidak perlu dikritisi lagi sebetulnya. Hal itu menurutnya dikarenakan sudah jelas-jelas ada BPOM yang mengawasinya.
“Apalagi membuat air minum dalam kemasan itu harus melalui beberapa tahap, uji laboratorium, harus melalui SNI juga. Nanti dari AMDK-nya itu ke BPOM, kita punya merek dagang ini, nomor sekian. Jadi, pengawasannya sangat ketat, jadi tidak mungkin berbahaya. Kalau berbahaya, pasti sudah ditarik dari peredaran lah,” tukasnya.
Baca Juga: Kelakar Dr Tirta Terkait Isu Bahaya BPA dalam Galon Polikarbonat yang Dianggapnya Sangat Aneh
Sebelumnya, para praktisi kesehatan juga mengatakan belum pernah menemukan di masyarakat ada yang melaporkan terkena penyakit setelah mengkonsumsi air minum dalam kemasan galon guna ulang.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan belum pernah menemukan fakta AMDK galon guna ulang ini berdampak bagi kesehatan masyarakat. "BPA ini, dari kasus konsumsi, kami belum melihat evidence base atau fenomena dan fakta yang cukup dan berdampak luas di masyarakat," ungkapnya.
Dokter spesialis onkologi, Bajuadji juga menjelaskan belum ada satupun pasien yang ditanganinya mengeluhkan sakit karena meminum air kemasan galon guna ulang. “Jujur, saya sendiri belum pernah ada pasien datang karena riwayat penggunaan air galon isi ulang yang kemudian mengakibatkan terjadinya kelainan pada tubuhnya atau kelainan pada organ yang lain,” tegasnya.
Baca Juga: Dokter Tegaskan Informasi Air Galon Sebabkan Kemandulan Pembodohan Publik
Hal senada disampaikan dokter spesialis kandungan Dr. M. Alamsyah Aziz SpOG (K), MKes. Menurutnya, belum ada seorang ibu hamil yang janinnya terganggu kesehatannya hanya karena mengkonsumsi air galon guna ulang.
Dokter Spesialis Anak sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr.dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) juga mengatakan hingga saat ini belum ada bukti bahwa air galon guna ulang itu bisa menyebabkan penyakit pada anak. "Itulah sebabnya hingga saat ini pun belum ada kajian yang dilakukan terkait hal tersebut," katanya.***