Dalam hal ini, Young On Top mengajarkan kita untuk tetap membumi: menjadi ambisius, tapi tidak kehilangan arah dan kemanusiaan.

Kekuatan utama buku ini terletak pada gaya bahasa Billy yang ringan, jujur, dan langsung ke inti persoalan.

Ia menulis seolah sedang mengobrol santai dengan adik-adik mahasiswa atau fresh graduate yang sedang galau memilih arah hidup.

Baca Juga: "Atomic Habits": Perubahan Kecil yang Mengubah Hidup

Ia tidak memberi motivasi kosong, tapi menyodorkan prinsip hidup berdasarkan pengalaman nyata. Ini yang membuat buku ini begitu membumi dan mudah dicerna oleh kalangan muda Indonesia.

Meski buku ini mungkin tidak menawarkan teori manajemen kompleks atau riset akademik mendalam, justru di situlah letak pesonanya.

Buku Young On Top bukan untuk dibaca sekali lalu ditinggalkan, melainkan untuk dijadikan pengingat, panduan, bahkan refleksi di setiap fase kehidupan.

Baca Juga: Morgan Housel "Psychology of Money": Belajar Memahami Uang dan Diri Sendiri

Ia cocok bagi siapa pun yang sedang membangun karier, mencari arah hidup, atau ingin menjadi versi terbaik dari dirinya.

Inti pesan dari buku ini sederhana tapi dalam: jadi orang muda itu bukan soal usia, tapi soal mentalitas. Jadilah muda yang tangguh, jujur, mau belajar, dan berani melangkah.

Karena sukses, pada akhirnya, bukan tentang siapa yang tercepat, tapi siapa yang paling konsisten menjaga nilainya.***

Baca Juga: "Filosofi Teras", Henry Manampiring: Menemukan Kendali Diri di Tengah Dunia yang Bising