Sistem Pertahanan Udara Israel Lumpuh Saling Serang Sendiri, Peluru Kendali Iran Tak Terbendung
- Penulis : Abriyanto
- Senin, 16 Juni 2025 18:34 WIB
.jpeg)
ORBITINDONESIA.COM - Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim bahwa selama gelombang serangan peluru kendali (Rudal) terbaru di Israel, mereka sukses dalam menggunakan "metode baru" untuk memaksa sistem pertahanan udara Israel saling menyerang.
"Berkat penggunaan metode dan kemampuan baru dalam intelijen dan peralatan, sistem komando dan kontrol pertahanan multi level musuh gagal dan mulai saling menyerang," kata IRGC, seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Serangan Iran ini sebagai balasan setelah angkatan bersenjata Israel (IDF) meluncurkan operasi skala besar yang dijuluki Rising Lion ke target dan fasilitas militer program nuklir miliki Iran.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Iran: Serangan Israel Tewaskan 220 Jiwa Lebih, 90 Persen Warga sipil
Angkatan Udara Israel membuat beberapa gelombang serangan di berbagai bagian Iran, termasuk Teheran, di mana beberapa pejabat militer senior Iran tewas, termasuk kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dan komandan IRGC, serta beberapa ilmuwan nuklir.
Beberapa fasilitas nuklir, termasuk Natanz dan Fordow, dan posisi militer Iran di berbagai bagian negara itu juga terkena serangan.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato kepada para warga negaranya, menyebut bahwa serangan terhadap Iran sebagai bentuk kejahatan, seraya mengatakan bahwa Israel akan menghadapi "nasib yang pahit dan mengerikan."
Baca Juga: Presiden Donald Trump: Ada Kemungkinan AS Bisa Terlibat dalam Konflik Israel - Iran
IRGC menyatakan Republik Islam Iran telah meluncurkan Operasi True Promise III terhadap target militer di Israel sebagai tanggapan atas serangan pasukan Zionis tersebut.
Kementerian Intelijen Iran pada Selasa 10 Juni 2025 menyatakan telah memperoleh akses ke program Rudal Israel dan berencana untuk berbagi beberapa data tersebut dengan kelompok-kelompok anti-Israel.
Menteri Intelijen Iran, Esmaeil Khatib menggambarkan dokumen-dokumen tersebut sebagai "harta karun informasi intelijen" yang akan memperkuat potensi daya serang Negeri Para Mullah itu.
Baca Juga: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Bisa Meroket
"Bagian lain dari dokumen yang diterima terkait dengan program militer dan rudal (Israel), serta dokumentasi teknis yang terkait dengan proyek-proyek ilmiah dan teknis penggunaan ganda," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu mengatakan pula bahwa sebagian besar dokumen tersebut akan digunakan oleh angkatan bersenjata Iran.
Sementara bagian lainnya akan dibagikan dengan negara-negara sahabat atau akan diberikan kepada organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok anti Israel.***