Jepang Bertekad Tingkatkan Daya Saing Kekayaan Intelektual Melalui Penggunaan AI
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 05 Juni 2025 04:30 WIB

ORBITINDONESIA.COM -- Pemerintah Jepang berencana untuk mempromosikan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan daya saing negara itu di bidang kekayaan intelektual.
Kantor Pusat Strategi Kekayaan Intelektual Pemerintah Jepang pada Selasa, 3 Juni 2025 mengadopsi strategi kekayaan intelektual untuk 2025.
Negara itu menargetkan untuk mengambil keuntungan dari popularitas internasional anime Jepang dan konten film semacam itu yang menyoroti budaya lokal untuk membantu mendorong ekonomi regional dan memperkirakan total dampak ekonomi sebesar sekitar 1 triliun yen (1 yen = Rp114) atau sekitar 7,0 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.288).
Baca Juga: Astra International Tampilkan Budaya dan Inovasi Indonesia di World Expo 2025 Osaka, Jepang
"Kekayaan intelektual merupakan sumber pendapatan penting bagi Jepang dan memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan Jepang," ujar Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, yang mengepalai kantor pusat tersebut, dalam sebuah pertemuan di kantornya.
"Guna menciptakan kekayaan intelektual yang kompetitif, kami akan memperkuat pemanfaatan AI secara menyeluruh," kata Ishiba.
Setiap tahun, pemerintah Jepang menyusun program terdokumentasi yang menguraikan kebijakan untuk melindungi dan memanfaatkan kekayaan intelektual.
Baca Juga: Jepang dan Filipina Sepakat Perkuat Kerja Sama Pertahanan di Laut China Selatan
Pada versi 2025, Jepang akan mempertimbangkan untuk mengakui hak paten individu yang telah mengembangkan AI yang digunakan untuk menciptakan teknologi baru karena saat ini peraturan mengenai cara mengevaluasi kontribusi yang dibuat oleh pengembang AI belum jelas.
Rencana baru tersebut juga menekankan perlunya menarik talenta-talenta terbaik dari luar negeri, sekaligus mendukung pengembangan sumber daya manusia dan mendukung kerja sama pemerintah-swasta di berbagai bidang, seperti energi dan pencegahan bencana.***