Teknologi Militer dan Cognitive Warfare Dalam Konflik India-Pakistan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 16 Mei 2025 09:00 WIB

Sebagian wilayah Kashmir terletak di Pegunungan Himalaya dengan lokasi-lokasi tertentu yang memberikan jalan bagi penyusupan pasukan militer dari kedua belah pihak sebagaimana yang memicu terjadinya Perang Kargil, dan juga diindikasikan menjadi lokasi kamp-kamp teroris yang didukung oleh Pakistan.
Secara militer, kekuatan alat utama sistem senjata India melampaui Pakistan. India merupakan negara dengan penduduk terbanyak kedua setelah China dan merupakan mitra kunci Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik.
Militer India memperoleh dukungan teknologi dari Rusia dan Prancis, sedangkan Pakistan memperoleh dukungan teknologi dari China walau Pakistan merupakan negara non-NATO yang menjadi mitra Amerika Serikat.
Meski kedua negara adalah sekutu Amerika Serikat terutama di kawasan Asia Selatan, keduanya bukan mitra dan tidak selalu akur. Sebaliknya satu dengan lainnya menganggap sebagai ancaman terutama di wilayah Jammu dan Kashmir yang telah menjadi sumber konflik sejak dulu.
Berdasarkan pada perspektif ancaman terdekat dan menonjol adalah negara tetangga terdekat, kedua negara berpacu untuk membangun dan mengembangkan teknologi militer sebagai langkah penangkalan (deterrence).
Meraih keunggulan teknologi militer dapat diperoleh dengan beragam cara. Di antara cara-cara tersebut adalah melalui program transfer teknologi, memberikan pembekalan keilmuan dan kompetensi kepada sumber daya manusia potensial, dan melakukan reverse engineering.
Khusus cara terakhir diperlukan kebijakan yang sangat kuat dan berani dari pemerintah. Untuk unggul dalam teknologi militer, India telah mengubah kerangka kebijakan atau reformasi kebijakan, meningkatkan alokasi anggaran, peningkatan teknologi, dan mendorong produksi domestik.
India berambisi untuk menjadi pusat manufaktur pertahanan global dengan cara mengombinasikan pembangunan kemampuan dalam negeri dan kolaborasi strategis internasional dengan tetap mempertahankan besaran anggaran pertahanan sebesar 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Bahkan industri pertahanan India telah memenangkan kontrak pengadaan peluru kendali BrahMos untuk Indonesia (Foundation 2025). Pengembangan teknologi pertahanan India didukung oleh Amerika Serikat, Prancis, Rusia, dan Israel.
Sejak diembargo oleh Amerika Serikat pada tahun 1999 yang menyebabkan puluhan pesawat tempur F-16-nya gagal diperbarui, telah mendorong Pakistan memajukan industri pertahanannya melalui Pakistan Aeronautical Complex (PAC).