Israel akan Kirim Delegasi ke Qatar untuk Negosiasi Terkait Gaza
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 13 Mei 2025 09:20 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Delegasi Israel akan berangkat ke Doha, Qatar, pada Selasa, 13 Mei 2025 untuk berpartisipasi dalam negosiasi mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera yang baru, demikian diumumkan kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Senin, 12 Mei 2025
Dalam pernyataannya, Netanyahu mengatakan bahwa negosiasi akan dilakukan "hanya di tengah serangan," seraya menegaskan kembali kebijakan pemerintahannya untuk melanjutkan tekanan militer Israel saat perundingan berlangsung.
Pengumuman tersebut disampaikan setelah sebuah pertemuan di Yerusalem antara Netanyahu, utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee.
Baca Juga: Utusan Khusus AS, Steve Witkoff Sebut Israel Tak Punya Niat Hentikan Agresi di Gaza
Menurut kantor Netanyahu, pertemuan tersebut berfokus pada upaya untuk memajukan kesepakatan pembebasan sandera sebelum Israel meluncurkan operasi militer yang diperluas di Gaza, yang akan mencakup peningkatan intensitas serangan, perebutan dan pendudukan daerah-daerah di Gaza, dan pemindahan penduduk di daerah kantong tersebut ke daerah yang sempit di bagian selatan.
Setelah pertemuan tersebut, Netanyahu melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden AS Donald Trump dan berterima kasih kepadanya karena telah membantu mengamankan pembebasan Edan Alexander, seorang sandera Israel-AS yang menurut Hamas akan dibebaskan pada Senin tersebut.
AS pada Minggu, 11 Mei 2025, menginformasikan kepada Israel bahwa Hamas akan membebaskan Alexander, seorang tentara Israel kelahiran AS, yang diculik pada 7 Oktober 2023 dalam serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan, dengan 251 orang diculik dan 1.200 lainnya terbunuh.
Baca Juga: Parlemen Arab Tuntut Penyelamatan Segera Anak-anak Gaza dari Kelaparan
Alexander merupakan sandera berkewarganegaraan AS terakhir yang masih hidup di antara 59 sandera yang tersisa di Gaza. Israel meyakini bahwa setidaknya 21 orang masih hidup.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 52.862 orang sejak Oktober 2023.***